Rabu, 26 Desember 2012

[Media_Nusantara] Kronologis Mega Skandal Ekonomi Indonesia BLBI

 

Kronologis Mega Skandal Ekonomi Indonesia BLBI

by @InfoBLBI

Berawal dari krisis ekonomi yang menerpa negara-negara di Asia tahun 1997. Satu per satu mata uang negara-negara di Asia merosot nilainya. Kemajuan perekonomian negara-negara di Asia yang banyak dipuji oleh banyak pihak sebelumnya, menjadi angin kosong belaka. Persis sebelum krisis ekonomi, @BankDunia pada 1997 menerbitkan laporan berjudul "The Asian Miracle" yang menunjukkan kisah sukses pembangunan di Asia. Ternyata kesuksesan pembangunan ekonomi di negara-negara Asia tersebut tidak berarti banyak karena pada kenyataannya, negara-negara tersebut tidak berdaya menghadapi spekulan mata uang yang tinggi dan berujung pada krisis ekonomi. Menyusul jatuhnya mata uang Baht, Thailand, nilai rupiah ikut merosot. Untuk mengatasi pelemahan rupiah, Bank Indonesia kemudian memperluas rentang intervensi kurs jual dan kurs beli rupiah, dari Rp. 192 (8%), menjadi Rp. 304 (12%). Guna mengurangi tekanan terhadap rupiah, Bank Indonesia mulai melakukan pengetatan likuiditas dengan menaikkan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dari 6% menjadi 14%. Akibat kondisi ini bank-bank umum kemudian meminta bantuan BI sebagai lender of the last resort. Ini merujuk pada kewajiban BI untuk memberikan bantuan kepada bank dalam situasi darurat. Dana talangan yang dikucurkan oleh BI ini yang dikenal dengan BLBI.

Sesehat apa pun sebuah bank, apabila uang dari masyarakat ditarik serentak tentu tidak akan sanggup memenuhinya. Penyimpangan BLBI dimulai saat BI berikan dispensasi kpd bank-bank umum utk mengikuti kliring, meski rekening gironya di BI bersaldo debet. Dispensasi diberikan ke semua bank tanpa melakukan pre-audit utk mengetahui apakah bank itu benar-benar butuh bantuan likuiditas & sehat. Akibatnya, banyak bank yang tidak mampu mengembalikan BLBI.

**11 JULI 1997: Pemerintah RI memperluas rentang intervensi kurs dari 192 (8%) menjadi 304 (12%), melakukan pengetatan likuiditas dan pembelian surat berharga pasar uang, serta menerapkan kebijakan uang ketat.

**14 AGUSTUS 1997: Pemerintah melepas sistem kurs mengambang terkendali (free floating). Masyarakat panik, lalu berbelanja dolar dlm jumlah sangat besar. Setelah dana pemerintah ditarik ke BI, tingkat suku bunga & deposito melonjak drastis krn bank berebut dana rakyat.

**1 SEPTEMBER 1997: BI menurunkan suku bunga SBI sebanyak 3 kali. Berkembang isu di masyarakat mengenai beberapa bank besar yg mengalami kalah kliring dan rugi dalam transaksi valas. Kepercayaan masyarakat terhadap bank nasional mulai goyah. Terjadi rush kecil-kecilan.

**3 SEPTEMBER 1997: Sidang Kabinet Terbatas Bid. Ekonomi, Keuangan & Pembangunan, Produksi & Distribusi berlangsung di Bina Graha, dipimpin langsung Soeharto. Hasilnya: pemerintah akan bantu bank sehat yg alami kesulitan likuiditas. Bank 'sakit', akan dimerger/likuidasi. Belakangan, kredit ini disebut bantuan likuiditas Bank Indonesia (BLBI).

**1 NOVEMBER 1997: 16 bank dilikuidasi.

**26 DESEMBER 1997: Gubernur BI Soedradjad Djiwandono melayangkan surat ke Soeharto, memberitahukan kondisi perbankan nasional yang terus alami saldo debit akibat tekanan penarikan dana nasabah. Soedradjad usul: "mengganti saldo debit dgn Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) Khusus

**27 DESEMBER 1997: Surat Gubernur BI dijawab surat nomor R-183/M.Sesneg/12/1997, ditandatangani Mensesneg Moerdiono. Isinya, Presiden menyetujui saran direksi BI utk mengganti saldo debit bank dengan SBPU Khusus agar tidak banyak bank yg tutup dan dinyatakan bangkrut.

**10 APRIL 1998: Menkeu diminta untuk mengalihkan tagihan BLBI kepada BPPN dengan batas waktu pelaksanaan 22 April 1998.

**MEI 1998: BLBI yg dikucurkan ke 23 bank capai Rp 164 triliun, dana penjamin antarbank Rp 54 triliun, biaya rekapitalisasi Rp 103 triliun. Adapun penerima terbesar (hampir dua pertiga dari jumlah keseluruhan) hanya empat bank. Yakni BDNI Rp 37,039 triliun; BCA Rp 26,596 triliun; Danamon Rp 23,046 triliun; dan BUN Rp 12,067 triliun.

**4 JUNI 1998: Pemerintah diminta membayar seluruh tagihan kredit perdagangan (L/C) bank-bank dalam negeri oleh Kesepakatan Frankfurt. Ini merupakan prasyarat agar L/C yang diterbitkan oleh bank dalam negeri bisa diterima dunia internasional. Pemerintah terpaksa memakai dana BLBI senilai US$ 1,2 miliar (sekitar Rp 18 triliun pada kurs Rp 14 ribu waktu itu).

Bagian 2 ==> http://chirpstory.com/li/39183
Bagian 3 ==> http://chirpstory.com/li/39184
Bagian 4 ==> http://chirpstory.com/li/39370
Bagian 5 ==> http://chirpstory.com/li/41179

Baca Juga:

- "Kronologi Kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI)" ==> http://blog.korupedia.org/?p=42
- "Skandal Skenario KLBI Penyebab Terjadinya Skandal Mega Korupsi BLBI" ==> http://chirpstory.com/li/27890
- "Bantuan Likuiditas Bank Indonesia Sebagai Penyelamat Bank" ==> http://chirpstory.com/li/39113
- "Upaya Menghapus Kasus BLBI" ==> http://chirpstory.com/li/39114
- "Pentingnya Membuka Tabir Skandal BLBI Kembali" ==> http://chirpstory.com/li/39115
- "Daftar Penerima BLBI Berdasarkan MSAA" ==> http://chirpstory.com/li/39116
- "Rapuhnya Kondisi Perbankan Nasional Medio 1997" ==> http://chirpstory.com/li/39117
- "BLBI Salah Satu Skandal Perbankan & Kemanusiaan Paling Keji" ==> http://chirpstory.com/li/40267
- "Terbebaninya Rakyat Indonesia Akibat Hutang Obligor BLBI" ==> http://chirpstory.com/li/40613
- "Pembebanan APBN & Pembengkakan Hutang Akibat Penerbitan Obligasi BLBI" ==> http://chirpstory.com/li/40758
- "Boediono, dari BLBI hingga Century" ==> http://jaringanantikorupsi.blogspot.com/2012/12/medianusantara-boediono-dari-blbi.html
- "Kesalahan Boediono dari Masa kemasa" ==> http://jaringanantikorupsi.blogspot.com/2012/12/medianusantara-kesalahan-boediono-dari.html


__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
.

__,_._,___

1 komentar:

  1. FAKTA BLBI yg sengaja tak diPUBLIKASI :
    1. kucuran kredit ratusan trilyun sebenarnya untuk GOLKAR mendanai MENANG PEMILU 1999 (melanjutkan rezim)
    2. Pengusaha & Bankir pelaku BLBI dibuang keluar negeri (media bilang kabur), tak boleh ke Indonesia agar tak buka kartu.
    3. Pemerintah setelah 1999 tidak ada yang berani ungkap ini karena kuatnya rezim ORBA (Golkar) hingga 2016 ini.
    4. Jurnalis Indonesia, Aktivis Sosial pun bungkam oleh elit ORBA demi exist media & hidupnya.
    5. Agar tetap tutup mulut maka para pelaku yg masih hidup diperlakukan istimewa bahkan hingga "tertangkap"

    BalasHapus