Sabtu, 31 Agustus 2019

[Media_Nusantara] Re: #sastra-pembebasan# Re: [nasional-list] Ibu Kota Pindah, Penajam Paser Utara Mayoritas Dihuni Orang Jawa

 

RALAT: 
KATA ( TIDAK) > Saya hapus, karena Kata tsb Tidak seharusnya tertulis diantara Kalimat dibawah ini ( Kesalahan teknis,ketika menulis . Dengan demikian Komentar yang aslinya dan setelah saya Ralat , akan berbunyi sebagaimana terlampir dibawah ini;
On Sat, 31 Aug 2019 at 19:13, Marco 45665 comoprima45@gmail.com [sastra-pembebasan] <sastra-pembebasan@yahoogroups.com> wrote:
 

BERITA HOAX yang ( ---cenderung Mengeruhkan Situasi dan mempunyai sifat DISINFORMASI 
Berita ini  /Link dibawah ini yang disuguhkan  dan disebarluaskan oleh Si Pengirim Link TIDAK dan BUKAN sama sekali KEPUTUSAN RESMI PRESIDEN /PEMERINTAH.
=======================================================================================================
JIKA ORANG SUDAH atau sedang  dalam keadaan Frustrasi /Kekecewaan yang berat ( > KASIAN .....) sebagai akibat dari Kegagalan atau Kekalahan Pribadi atau Kelompok ...... Mereka akan selalu mencari-cari akal dengan segala Cara ( melalui HOAX, Disinformasi dan Kampnye Hitam serta Provokasi dan sampai yang paling Extrem Terorisme dan Separatisme ) .....dan Tidak segan 2 dan Sadar/ Tak Sadar ...Ia berusaha mengungkit -ungkit dan mengelembungkan BERITA LAMA/USANG yang sudah TIDAK BERLAKU dan TIDAK BERGUNA lagi untuk DIBACA KECUALI DIBUANG KESAMPAHAN >>   Seperti Halnya dengan Berita Usang dalam LINK dibawah ini  yang dikirim an disebar luaskan oleh si Pengirim berita/ Link ini 



Bez virů. www.avast.com

On Sat, 31 Aug 2019 at 01:05, Sunny ambon ilmesengero@gmail.com [nasional-list] <nasional-list@yahoogroups.com> wrote:
 

Kenapa Bukit Soeharto Dipilih Sebagai Ibukota Baru? Inilah Alasannya:  https://www.youtube.com/watch?v=_HX9Iftil9k


https://nasional.tempo.co/read/1241908/ibu-kota-pindah-penajam-paser-utara-mayoritas-dihuni-orang-jawa/full&view=ok


Ibu Kota Pindah, Penajam Paser Utara Mayoritas Dihuni Orang Jawa

Reporter: 

Muh. Syaifullah (Kontributor)

Editor: 

Jobpie Sugiharto

Jumat, 30 Agustus 2019 09:02 WIB

  • Foto aerial kawasan Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Rabu, 28 Agustus 2019. Sepaku dan Samboja, Kutai Kartanegara akan menjadi lokasi ibu kota negara baru Indonesia. ANTARA

Foto aerial kawasan Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Rabu, 28 Agustus 2019. Sepaku dan Samboja, Kutai Kartanegara akan menjadi lokasi ibu kota negara baru Indonesia. ANTARA

TEMPO.CO, Yogyakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah mengumumkan ibu kota pindahyang kemungkinan besar ke Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Seluruh kecamatan di sana adalah daerah transmigran yang masyarakatnya mayoritas dari Jawa.

"Bahasanya Bahasa Jawa, mas. Karena empat kecamatan di wilayah kami (kawasan) transmigran.  Orang Jawa Barat juga ada," kata Kepala Bagian Pembangunan Penajam Paser Utara Nico Herlambang seusai diskusi di UGM tentang pemindahan ibu kota negara pada Kamis, 29 Agustus 2019.


Dia menjelaskan rencana ibu kota pindah dari Jakarta ke Kaltim disambut baik oleh pemerintah daerah dan masyarakat. Namun geliat proyek gedung dan infrastruktur serta kepindahan 800 ribu sampai 1 juta aparatur sipil  negara bisa berdampak terhadap masyarakat setempat.

Nico mengungkapkan jumah penduduk di kabupatennya lebih sedikit ketimbang ASN yang akan diboyong ke sana. Jangan sampai masyarakat lokasl justru tersisihkan oleh pendatang.


"Jangan sampai warga kami tersingkirkan. Konsen kami kepada kesejahteraan warga kami."

Kabupaten Penajam Paser Utara memiliki luas wilayah sekitar 333 ribu hektare dengan penduduk sekitar 178 ribu jiwa. Dengan luas wilayah tersebut masih memungkinkan ditambah sampai 1 juta ASN dari Jakarta. 

Nico berkeyakinan 40 ribu hektare lahan yang disiapkan sebagai Ibu Kota NKRI berada di Kabupaten Penajam Paser Utara. Dia memperkirakan dari 180 ribu hektare yang dibutuhkan, 120 ribu hektare di antaranya berada di Penajam Paser Utara dan 60 ribu hektare di Kutai Kartanegara.

Dia pun menuturkan kabupatennya lumbung pangan bagi Kaltim. Tapi jangan sampai lumbung pangan menjadi lumbung properti sehingga harus dipisahkan wilayah permukiman dengan pertanian.

Menurut Nico, ibu kota pindah harus membawa dampak positf pada ekonomi, layanan, dan fasilitas infrastruktur di Kabupaten Penajam Paser Utara. Masyarakat pun menyambut gembira karena dekat dengan presiden.

"Ada joke di masyarakat kami, sebaliknya Presiden siap enggak tetanggaan dengan kami yang petani, nelayan," tuturnya sambil tergelak.


Dosen Fakultas Geografi UGM Dyah Rahmawati Hizbarob mengatakan ia bersama tim ahli lainnya memberi masukan kepada pemerintah daerah  untuk kesiapan ibu kota pindah dari Jakarta.

Tim segera melakukan kajian interdisipliner tentang tata ruang, sumber daya air, kebutuhan pangan, serta kesiapan masyarakat menghadapi modernitas pembangunan.

Menurut Dyah, Kabupaten Penajam Paser Utara pun perlu memperhatikan ketersediaan sumber pangan, sandang, dan papan warganya setelah kedatangan penduduk dari Jakarta secara besar-besaran ketika ibu kota pindah.

MUH SYAIFULLAH



Bez virů. www.avast.com

__._,_.___

Posted by: Marco 45665 <comoprima45@gmail.com>
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (2)

.

__,_._,___

[Media_Nusantara] Re: [nasional-list] Ibu Kota Pindah, Penajam Paser Utara Mayoritas Dihuni Orang Jawa

 

BERITA HOAX yang Tidak cenderung Mengeruhkan Situasi dan mempunyai sifat DISINFORMASI 
Berita ini  /Link dibawah ini yang disuguhkan  dan disebarluaskan oleh Si Pengirim Link TIDAK dan BUKAN sama sekali KEPUTUSAN RESMI PRESIDEN /PEMERINTAH.
=======================================================================================================
JIKA ORANG SUDAH atau sedang  dalam keadaan Frustrasi /Kekecewaan yang berat ( > KASIAN .....) sebagai akibat dari Kegagalan atau Kekalahan Pribadi atau Kelompok ...... Mereka akan selalu mencari-cari akal dengan segala Cara ( melalui HOAX, Disinformasi dan Kampnye Hitam serta Provokasi dan sampai yang paling Extrem Terorisme dan Separatisme ) .....dan Tidak segan 2 dan Sadar/ Tak Sadar ...Ia berusaha mengungkit -ungkit dan mengelembungkan BERITA LAMA/USANG yang sudah TIDAK BERLAKU dan TIDAK BERGUNA lagi untuk DIBACA KECUALI DIBUANG KESAMPAHAN >>   Seperti Halnya dengan Berita Usang dalam LINK dibawah ini  yang dikirim an disebar luaskan oleh si Pengirim berita/ Link ini 



Bez virů. www.avast.com

On Sat, 31 Aug 2019 at 01:05, Sunny ambon ilmesengero@gmail.com [nasional-list] <nasional-list@yahoogroups.com> wrote:
 

Kenapa Bukit Soeharto Dipilih Sebagai Ibukota Baru? Inilah Alasannya:  https://www.youtube.com/watch?v=_HX9Iftil9k


https://nasional.tempo.co/read/1241908/ibu-kota-pindah-penajam-paser-utara-mayoritas-dihuni-orang-jawa/full&view=ok


Ibu Kota Pindah, Penajam Paser Utara Mayoritas Dihuni Orang Jawa

Reporter: 

Muh. Syaifullah (Kontributor)

Editor: 

Jobpie Sugiharto

Jumat, 30 Agustus 2019 09:02 WIB

  • Foto aerial kawasan Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Rabu, 28 Agustus 2019. Sepaku dan Samboja, Kutai Kartanegara akan menjadi lokasi ibu kota negara baru Indonesia. ANTARA

Foto aerial kawasan Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Rabu, 28 Agustus 2019. Sepaku dan Samboja, Kutai Kartanegara akan menjadi lokasi ibu kota negara baru Indonesia. ANTARA

TEMPO.CO, Yogyakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah mengumumkan ibu kota pindahyang kemungkinan besar ke Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Seluruh kecamatan di sana adalah daerah transmigran yang masyarakatnya mayoritas dari Jawa.

"Bahasanya Bahasa Jawa, mas. Karena empat kecamatan di wilayah kami (kawasan) transmigran.  Orang Jawa Barat juga ada," kata Kepala Bagian Pembangunan Penajam Paser Utara Nico Herlambang seusai diskusi di UGM tentang pemindahan ibu kota negara pada Kamis, 29 Agustus 2019.


Dia menjelaskan rencana ibu kota pindah dari Jakarta ke Kaltim disambut baik oleh pemerintah daerah dan masyarakat. Namun geliat proyek gedung dan infrastruktur serta kepindahan 800 ribu sampai 1 juta aparatur sipil  negara bisa berdampak terhadap masyarakat setempat.

Nico mengungkapkan jumah penduduk di kabupatennya lebih sedikit ketimbang ASN yang akan diboyong ke sana. Jangan sampai masyarakat lokasl justru tersisihkan oleh pendatang.


"Jangan sampai warga kami tersingkirkan. Konsen kami kepada kesejahteraan warga kami."

Kabupaten Penajam Paser Utara memiliki luas wilayah sekitar 333 ribu hektare dengan penduduk sekitar 178 ribu jiwa. Dengan luas wilayah tersebut masih memungkinkan ditambah sampai 1 juta ASN dari Jakarta. 

Nico berkeyakinan 40 ribu hektare lahan yang disiapkan sebagai Ibu Kota NKRI berada di Kabupaten Penajam Paser Utara. Dia memperkirakan dari 180 ribu hektare yang dibutuhkan, 120 ribu hektare di antaranya berada di Penajam Paser Utara dan 60 ribu hektare di Kutai Kartanegara.

Dia pun menuturkan kabupatennya lumbung pangan bagi Kaltim. Tapi jangan sampai lumbung pangan menjadi lumbung properti sehingga harus dipisahkan wilayah permukiman dengan pertanian.

Menurut Nico, ibu kota pindah harus membawa dampak positf pada ekonomi, layanan, dan fasilitas infrastruktur di Kabupaten Penajam Paser Utara. Masyarakat pun menyambut gembira karena dekat dengan presiden.

"Ada joke di masyarakat kami, sebaliknya Presiden siap enggak tetanggaan dengan kami yang petani, nelayan," tuturnya sambil tergelak.


Dosen Fakultas Geografi UGM Dyah Rahmawati Hizbarob mengatakan ia bersama tim ahli lainnya memberi masukan kepada pemerintah daerah  untuk kesiapan ibu kota pindah dari Jakarta.

Tim segera melakukan kajian interdisipliner tentang tata ruang, sumber daya air, kebutuhan pangan, serta kesiapan masyarakat menghadapi modernitas pembangunan.

Menurut Dyah, Kabupaten Penajam Paser Utara pun perlu memperhatikan ketersediaan sumber pangan, sandang, dan papan warganya setelah kedatangan penduduk dari Jakarta secara besar-besaran ketika ibu kota pindah.

MUH SYAIFULLAH



Bez virů. www.avast.com

__._,_.___

Posted by: Marco 45665 <comoprima45@gmail.com>
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)

.

__,_._,___

Jumat, 30 Agustus 2019

[Media_Nusantara] Re: #sastra-pembebasan# Fw: [GELORA45] Wacana Pemindahan Ibu Kota Jabar, PDIP: Jangan Sekedar Ikut-ikutan

 

ADA2 SAJA POLAH PARA POLITIKUS FORMAT '' KACAMATAN '' INI........
>>  KURANG KERJAAN - SEMPIT PIKIRAN .......  Akibatnya (sebagai Top Pejabat Politik Daerah ) BUKAN secara Politis memikirkan
Kemajuan Daerah yang dipimpinnya ... MALAH MEMIKIRKAN HAL2 YANG ''NON POLITIS''  dan yang paling tragis Ialah '' MALAH TERKENA PENYAKIT LATAH '' ( TIba2 Ikut2an mau memindahkan Ibu Kota Provinsi nya '' .... ) udah gitu Tanpa Perhitungan STRATEGIS ( Mudah2an pada  cukup Paham dan cukup Mengerti  jika disuguhi satu2nya Istilah >  '' PERHITUNGAN STRATEGIS ''

Abah Iksan dari Majalengka bilang begini: 


On Fri, 30 Aug 2019 at 06:09, Chalik Hamid chalik.hamid@yahoo.co.id [sastra-pembebasan] <sastra-pembebasan@yahoogroups.com> wrote:
 



----- Pesan yang Diteruskan -----
Kepada: GELORA_In <GELORA45@yahoogroups.com>
Terkirim: Jumat, 30 Agustus 2019 05.45.07 GMT+2
Judul: [GELORA45] Wacana Pemindahan Ibu Kota Jabar, PDIP: Jangan Sekedar Ikut-ikutan

 

Jumat 30 Agustus 2019, 10:22 WIB

Wacana Pemindahan Ibu Kota Jabar, PDIP: Jangan Sekedar Ikut-ikutan

Mukhlis Dinillah - detikNews
Wacana Pemindahan Ibu Kota Jabar, PDIP: Jangan Sekedar         Ikut-ikutanGedung Pemerintahan Pemprov Jabar/Foto: Mukhlis Dinillah
Bandung - Ketua DPD PDIP Jabar Ono Surono menyoroti wacana pemindahan ibu kota Jabar yang dikatakan Gubernur Jabar Ridwan Kamil. Ono menyebut jangan sampai wacana pemindahan ini hanya ikut-ikutan dan tanpa kajian mendalam.

Ridwan Kamil mengatakan wacana pemindahan ibu kota dari Bandung ke antara tiga wilayah Walini, Tegalluar dan Rebana (Cirebon-Subang-Majalengka) sudah disetujui dewan. Namun, Ono membantahnya.

"Belum mendapatkan persetujuan DPRD Jabar. Hal itu tiba-tiba muncul begitu saja di saat sedang ramainya rencana perpindahan Ibu kota negara dari Jakarta ke Kalimantan Timur," kata Ono via pesan singkat, Jumat (30/8/2019).

Ia mengatakan rencana pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Kaltim bergulir sudah lama sejak era Presiden Soekarno. Sementara pemindahan ibu kota Jabar baru-baru ini terdengar.

"Semoga Gubernur Jabar tidak sekedar ikut-ikutan dengan rencana perpindahan ibu kota negara," ungkap anggota DPR RI ini.

Menurutnya pemindahan ibu kota dibutuhkan kajian mendalam dengan memprtimbangan banyak aspek seperti ekonomi, sosial, budaya, keamanan dan lingkungan dan lainnya. Apalagi, saat ini Pemprov Jabar juga masih dihadapi pekerjaan pemerataan pembangunan.

"Jabar masih terjebak pada isu pemeratan pembangunan seperti Utara-Selatan atau Bandung - Ciayumajakuning. Disaat belum tercapainya upaya pemerataan pembangunan tersebut, tidaklah pantas bila tiba-tiba mewacanakan perpindahan ibu kota," tutur dia.

Ia menuturkan proyek-proyek skala besar tengah dibangun di tiga wilayah tersebut seperti Walini dan Tegallura (Kereta Cepat Jakarta-Bandung) dan Rebana (Pelabuhan Patimban). Perlu dipertimbangkan status tiga wilayah itu ke depan.

"Tentunya perlu dipertimbangkan rencana jangka panjangnya, apakah daerah-daerah tersebut akan menjadi pusat ekonomi (industri dan perdagangan) ataukah menjadi pusat pemerintahan (pelayanan). Jangan sampai seperti Jakarta dan Bandung lagi," jelas dia.

Dia menyebut PDIP mendorong agar pola pembangunan berdikasi diterapkan Pemprov Jabar. Pembangunan dilakukan secara menyeluruh agar pemerataan terwujud.

"Rencana Pembangunan itu harus dilakukan secara menyeluruh (overall) meliputi seluruh daerah/wilayah, semua jenis dan semua tingkat pembangunan, yang dilaksanakan secara berencana dan bertahap, terintegrasi, terpadu dan terpola," ujar Ono.


(mud/ern)

alt不含病毒。www.avg.com

__._,_.___

Posted by: Marco 45665 <comoprima45@gmail.com>
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)

.

__,_._,___

Kamis, 29 Agustus 2019

[Media_Nusantara] Re: [nasional-list] Fw: [GELORA45] Pdt. Benny Giay: "Kami Orang Papua Lama-Lama Punah"

 

JANGAN TAKUT AKAN PUNAH ...... selama tetap dalam Negara Kesatuan R.I. dan selama Tidak dengar  Tidak mengikuti serta TIDAK membiarkan diri untuk MUDAH DIPROVOKASI DAN TERPROVOKASI oleh PARA PROVOKATOR  yang banyak berkeliaran di DUNIA  INTERNET dan oleh PROVOKATOR PENDJADJAH DAN PENIPU RAKYAT PAPUA  DARI DALAM NEGeRI SENDIRI  > type Tommy Soeharto dan Dinasti Soeharto serta selama TIdak masuk jebakan para SEPARATIS yang dikendalikan dari Luar Negri ....
HATI2 dan selalu Waspadalah selalu  dengan Mata ,Telinga dan Pikiran terbuka.Rakyat Papua Barat harus bersatu dan bekerja sama dnegan TNI dan Pem.Indonesia untuk bersama-sama memerangi Bandit2 Politik  dan para Pemeras dan Penguras liar atau illegal  ( dari jararan Pengusaha dalam negeri yang akan dan selalu bekerja sama dengan Perusahaan2 Monopol Dunia untuk  menguras Kekayaan Bumi Rakyat Papua Barat.

On Thu, 29 Aug 2019 at 05:56, Chalik Hamid chalik.hamid@yahoo.co.id [nasional-list] <nasional-list@yahoogroups.com> wrote:
----- Pesan yang Diteruskan -----
Dari: Sunny ambon ilmesengero@gmail.com [GELORA45] <GELORA45@yahoogroups.com>
Terkirim: Rabu, 28 Agustus 2019 19.59.15 GMT+2
Judul: [GELORA45] Pdt. Benny Giay: "Kami Orang Papua Lama-Lama Punah"

 

https://tirto.id/kami-orang-papua-lama-lama-punah-cAYU


Pdt. Benny Giay: "Kami Orang Papua Lama-Lama Punah"

Baca selengkapnya di artikel ""Kami Orang Papua Lama-Lama Punah"", https://tirto.id/cAYU


leh: Arbi Sumandoyo - 1 Desember 2017 Dibaca Normal 4 menit Salah seorang paitua paling dihormati di Papua meminta pemerintahan Indonesia berdialog secara bermartabat untuk membahas keadilan politik bagi Papua. tirto.id - Sejak Papua Barat diserahkan ke pemerintah Indonesia lewat mekanisme internasional pada 1963, dan penentuan integrasi politik secara paksa pada 1969, sejak itulah kekerasan dan pengerahan militer ke Papua tak pernah surut. Terbaru, intensitas kontak senjata di kawasan tambang PT Freeport Indonesia di Tembagapura, Mimika, yang diklaim otoritas Indonesia sebagai "penyanderaan", menjadi sorotan media di tengah iklim buruk pers bebas dari dan ke Papua.


Pendeta Benny Giay, salah seorang paitua yang paling dihormati oleh rakyat Papua, Ketua Sinode Gereja Kemah Injil Indonesia (KINGMI) di Tanah Papua, angkat bicara mengenai insiden tersebut. Ia juga bicara solusi penyelesaian masalah di Papua di mana "pemerintah Indonesia harus duduk berbicara" dengan rakyat Papua.


Di akhir pembicaraan, dan menjelang bulan perayaan Natal, Pendeta Benny menitip doa: "Saya berdoa supaya anak-anak Indonesia yang baru-baru, Mama-Mama Papua yang baru lahir, akan lebih baik. Saya percaya kepada Mama Jawa, Mama Sumatera, dan Mama-Mama yang lain dan Mama-Mama Papua yang masih ada sekarang lahir.


Asal mereka berpikir kritis, mereka tidak akan mewarisi budaya politik orang Indonesia yang penuh dengan rekayasa. Menari-nari dengan koruptor-koruptor. Mereka harus mendapat pendidikan yang humanis, pendidikan yang menyapa sesama. Bukan berdasarkan agama, warna kulit, rambut, tapi berdasarkan kemampuan.


" Berikut wawancaranya kepada Arbi Sumandoyo via telepon, Kamis kemarin.


Bagaimana pendapat Anda mengenai penyelesaian untuk Papua?


Pertama, saya kira, negara ini, pemerintah ini, negara ini, rakyat Indonesia ini, sedang hanyut. Saya jelaskan: sedang hanyut dalam ideologi negara yang di awang-awang. Hidup di negara yang tidak manusiawi. Maksud saya: pemerintah ini, rakyat Indonesia ini, sedikit manusiawi, sedikit kaki masih di bumi, bisa berefleksi. Dia bisa ada gerakan untuk memeriksa diri 50 tahun.


Harusnya, kamu tidak memikirkan Papua, kamu bunuh saja, kami tidak bisa revolusi. Sudah 50 tahun, setelah peristiwa 65 itu. Jadi akar persoalan mengenai Papua itu sebenarnya ada di situ. Negara ini, rakyatnya, koran-korannya, medianya tidak mendidik. Tidak mendengar suara-suara kritis dari Pramoedya Ananta Toer.


Suara-suara kritis bisa menjadi masukan. Saya kira orang Indonesia ini—aduh—lebih baik kami pisah karena tidak bisa berpikir kritis terhadap sejarah. Pemimpin-pemimpin menipu. Kemarin saja di Timika, semua orang percaya bahwa delapan orang menyandera 1.300 orang. Itu bagaimana? Jadi Indonesia itu ada di Jawa, ada di rakyat Indonesia, ada di pemerintah, semua tipu oleh orang yang dikendalikan tentara, oleh militer. Bagaimana?


Akhirnya semua ikut ditipu, semua dikendalikan. Kapan rakyat ini, koran ini dapat berpikir kritis? Jadi rakyat Indonesia itu harus merevolusi. Penyelesaian itu ada di Jakarta. Kami di Papua tidak akan ngomong, tidak akan berbicara. Kami sudah komit, saya kira rakyat kami sudah komit.


Kami melihat pendidikan kami tidak baik, kesehatan kami tidak baik, kami disingkirkan, kami menerima dan menghormati itu semua. Kami tidak apa-apa mati karena harga diri. Kami hidup di negara yang—aduh—kemanusiaan tidak ada.


Semua bermula dari omong kosong. Semua yang dikendalikan oleh pikiran-pikiran yang bodoh itu. Kepentingan-kepentingan tentara, kepentingan golongan, kepentingan partai—mana untuk rakyat?


Menurut Anda, apa yang terjadi di Tembagapura kemarin?


Saya kira itu biasa: uang pembangunan ada, uang keamanan ada. Itu kami di Papua sudah tahu. Uang pengamanan sudah ada, kemudian bikin masalah di Freeport. Bagi kami itu sudah jelas. Jadi laporan beberapa orang itu dibesar-besarkan, sampai tadi saya bilang: Semua penipu habis.


Beberapa waktu lalu saya sudah bilang: semua koran ditipu dengan istilah "Kelompok Kriminal Bersenjata." Polisi dan tentara mencari keuntungan, jadi pakai istilah KKB.


Anda memandang kehadiran Freeport seperti apa?


Saya kira itu menjadi akar persoalan. Jadi, menurut kami, karena konflik-konflik ini, kami kemudian jadi rajin membaca sejarah. Kami duga, akar persoalannya orang Papua tidak diberi pendapat dari awal. Saya baca sejarah. Saya kira Indonesia lewat Perjanjian New York tanggal 15 Agustus 1962 hanya dikasih kepercayaan untuk mengamidministrasi. Biarkan orang Papua untuk menentukan pendapatnya pada 1969. Indonesia harus siapkan.


Rakyat Papua itu menentukan: apakah mau merdeka atau bergabung dan tinggal di Indonesia? Titik. Hanya itu. Tapi banyak orang-orang diarahkan untuk memilih Indonesia. Bagi kami, itu sudah salah. Kami orang Papua lama-lama punah. Jadi bagi kami, semua akar-akar persoalan itu ada di situ.


Jadi Anda mau menjelaskan muara persoalan Papua ada di Pepera?


Akar persoalan itu adalah penentuan pendapat rakyat (Pepera). Jadi, tahun 1960, Belanda harus angkat kaki. Belanda bilang ke PBB: Tidak. Kalau begitu: arahkan orang Papua untuk memilih, menentukan pendapat. Penentuan pendapat itu, kan, ada aturannya, masyarakat harus disiapkan. Indonesia masuk tahun 1963—itu untuk menyerang Papua. Nah, tahun 1969 baru orang Papua disuruh menentukan dan ini terjadi dengan paksaan.


Jadi, pemerintah harus duduk berbicara. Saya sudah bertemu presiden beberapa kali. Pertama, presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 16 Desember 2011. Kedua, pada 26 Desember 2014, bertemu dengan Pak Jokowi.


Saya kasih tahu: Pak, kenapa dengan Aceh, kenapa dengan GAM, NKRI bisa duduk dan berdialog? Kenapa Papua tidak bisa?


"Tidak, tidak, NKRI tidak bisa,"—presidennya tidak bisa duduk dan berdialog dengan orang Papua.


Mereka selalu bilang: Orang Papua mau berbicara dengan siapa? Sekarang sudah ada ULMWP (United Liberation Movement for West Papua), kenapa orang Indonesia tidak bisa berbicara dan duduk dengan orang Papua?


Kami meminta keadilan. Apa jawaban SBY dan Jokowi ketika Anda menemui keduanya? Kalau Pak Jokowi itu diam, tidak bicara banyak, hanya banyak menipu dan banyak pencitraan. Ini menandakan takut sama tentara, sama polisi, karena tidak banyak bicara soal kekerasan.


Kalau SBY bilang banyak ultranasionalis di Jakarta yang tidak mau dialog, tidak mau komunikasi. Dia mau bikin Jakarta sentris. Berpusat di Jakarta terus dan mereka mau Jakarta yang atur terus.


Soal lain: akar persoalan itu, saya kira, orang-orang menganggap warga kulit hitam ini warga negara kelas dua. Coba Anda baca komentar-komentar soal gubernur pertama Papua, Frans Kaisiepo. Itu orang Papua pertama pendukung NKRI dan gambarnya ditaruh pada uang kertas sepuluh ribu rupiah. Orang-orang anggap dia—komentar-komentar di Facebook—aduh, kami malu. Itu Mama Kaisiepo harus tanggapi itu. Saya mau kasih tahu anaknya. Bapaknya dulu pelopor integrasi NKRI; sekarang dianggap "kera."


Kenapa orang seperti Frans Kaisiepo dianggap kera kemudian bukan dianggap pahlawan? Kasih tahu kami, to!


Kami memang sudah dari sang pencipta, sang sejarah, sudah menciptakan kami. Hitam keriting itu ciptaan Tuhan. Sekarang Kaisiepo jadi pahlawan integrasi dan Indonesia ambil Papua dan sekarang dia dituding balik sebagai monyet. Saya kira, bangsa ini, negara ini, pemerintah ini, koran-koran ini, masyarakat sipil, gereja-gereja ini, aneh.


Baca juga: Mengenang Perjuangan untuk Papua dalam Selembar Rp10 Ribu Kenapa aneh?


Saya kira mereka sudah tidak ada nurani. Ras dan kemanusiaan serta HAM tidak ada dalam opini-opini kemiliteran. Opini-opini sang diktator. Kita harap Indonesia berubah. Berubah karena dirinya sendiri. Saya sedang baca laporan-laporan tahun 1964 yang dibawa ke Jawa untuk diindoktrinasi. Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Sukarno kasih pengantar di situ soal Pancasila. Tetapi pelaksanaan tidak ada. Jadi negara ini juga bukan hanya untuk presiden, menteri-menteri; tapi juga suku Badui, orang Ahmadiyah, orang Syiah, semua milik kita negara ini.

Upaya-upaya apa untuk bicara dengan pemerintah soal Papua?


Kita terus meminta untuk duduk berbicara—tapi, ya sudah. Yang jelas, media sosial ada sekarang. Kami orang Papua juga banyak masalah, karena kami bukan malaikat, Indonesia juga banyak masalah, kami bukan suci dan kami juga harus koreksi diri. Kami sudah lama meminta dialog untuk duduk berbicara.


Bagaimana Anda melihat upaya pemerintahan Jokowi untuk membangun Papua yang diklaim memperhatikan Papua?


Saya pikir pembangunan yang Indonesia bikin di Papua itu dilandaskan atas Pancasila, minus sila pertama ("ketuhanan yang Maha Esa"), minus sila kedua ("kemanusiaan yang adil dan beradab"), dan minus sila kelima ("keadilan sosial"). Sehingga (minus-minus ini) melahirkan nasionalisasi Papua.


Kembali soal peristiwa terbaru di Tembagapura, Anda memandangnya bagaimana?


Saya kira memang ada masalah bahwa Tentara Pembebasan Nasional-Organisasi Papua Merdeka (TPN-OPM) membuat kegiatan di situ. Kami juga berkelahi dengan bahasa kami. Kami juga tolak militer karena bikin kami kacau. Tapi ya itu sudah: negara ini juga jalan sendiri. Ini semua, kan, kita tidak atur. Sudah banyak kepentingan. Semua kekerasan di Papua. Dan kita juga salah untuk tidak melihat insiden-insiden ini secara kritis.


Kalau angkat senjata itu kasih kesempatan kepada tentara dan polisi untuk betul-betul memanfaatkan. Kami juga curiga, mereka-mereka yang ikut kegiatan TPN-OPM juga ada kerja sama dengan TNI dan Polri.


Bagaimana soal klaim dari otoritas Indonesia?


Tidak ada penyanderaan di Tembagapura. Saya punya jemaat di situ. Saya cek. Menurut saya, itu hanya bahasa politik bikin heboh saja.


Soal peristiwa kemarin di Tembagapura, kami ada kenangan yang sama. Bulan Desember, tanggal 25, tahun 1994. Itulah yang melahirkan Agustus 1995. Uskup Agung membuat pelaporan pelanggaran HAM di Timika. Jadi kami marah itu kemarin kepada kelompok bersenjata.


(Catatan: Peristiwa ini dikenal "Tragedi Timika", Uskup Agung Jayapura, Mgr. H.F.M. Munninghoff, O.F.M. membuat laporan pelanggaran HAM yang disampaikan ke Komnas HAM di Jakarta. Baca di sini.)


Jadi sebetulnya Anda tidak sepakat ada gerakan senjata di Papua? Iya. Sekarang jalannya sudah ada: jalan perundingan. Dialog. Sudah bermartabat.


Baca juga artikel terkait HAK ASASI MANUSIA atau tulisan menarik lainnya Arbi Sumandoyo (tirto.id - Politik) Reporter: Arbi Sumandoyo Penulis: Arbi Sumandoyo Editor: Fahri Salam

Baca selengkapnya di artikel ""Kami Orang Papua Lama-Lama Punah"", https://tirto.id/cAYU

__._,_.___

Posted by: Marco 45665 <comoprima45@gmail.com>
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)

.

__,_._,___

Rabu, 28 Agustus 2019

[Media_Nusantara] Re: #sastra-pembebasan# Fw: [GELORA45] Kontak Senjata di Papua, 1 Prajurit TNI Tewas, 2 Polisi Terluka

 

Untuk Bung Sunny dan Para Pendukung SEPARATIS PAPUA  lainnya , Para Abdi Soeharto dan Keluarganya dan Para Netters Pembelanya Tommy Soeharto ( dan ''PAPUA MERDEKA''....nya ......)

NOTE: Lalu Kita semua sebagi Rakyat Indonesia yang memeperjuangkan Kesatuan R.I sangat ingin Tahu  '' Bagaimana dengan Sikap Tegas  dan Tindakan TNI ,POLRI dan Pemerintah R,I yang berdaulat ini ''  Terhadap Seorang Tommy Soeharto dan Mbakyu2 nya dari Dinasti Kerajaan Purbakala MODJO - PAHIT .....serta Gerombolan Abdi Dalemnya dan Kelompok SEPARATISNYA  ??
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
APA YANG KITA LIHAT dan Saksikan dari VIDEO terlampir diatas , kiranya dapat dijadikan BAHAN PELAJARAN yang BERGUNA 
bagi PARA PEMBELA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA .... jika benar2 bermaksud mempertahankan EXISTENSI dan KEDAULATAN R..I. dan Tidak hanya DIMULUT namnpun dalam TINDAKAN KONKRETNYA...... 
On Wed, 28 Aug 2019 at 19:49, Chalik Hamid chalik.hamid@yahoo.co.id [sastra-pembebasan] <sastra-pembebasan@yahoogroups.com> wrote:
 



----- Pesan yang Diteruskan -----
Dari: Sunny ambon ilmesengero@gmail.com [GELORA45] <GELORA45@yahoogroups.com>
Terkirim: Rabu, 28 Agustus 2019 11.24.43 GMT+2
Judul: [GELORA45] Kontak Senjata di Papua, 1 Prajurit TNI Tewas, 2 Polisi Terluka

 




https://regional.kompas.com/read/2019/08/28/15072591/kontak-senjata-di-papua-1-prajurit-tni-tewas-2-polisi-terluka#utm_source=insider&utm_medium=web_push&utm_campaign=kontaksenjatadipapua&webPushId=MTgzMzI=



Kontak Senjata di Papua, 1 Prajurit TNI Tewas, 2 Polisi Terluka

Kompas.com - 28/08/2019, 15:07 WIB

KOMPAS.com — Kontak senjata terjadi di wilayah Deiyai, Papua, Rabu (28/8/2019).


Satu prajurit TNI AD dikabarkan tewas, sementara dua anggota Polri terluka.


Kapolda Papua Irjen Rudolf Rodja mengatakan, saat ini kontak tembak masih berlangsung di Deiyai.


Baca juga: Internet di Papua Masih Dibatasi, Ombudsman Panggil Kominfo hingga BIN


Anggota TNI AD meninggal akibat terkena panah, demikian pula dua anggota Polri dari Brimob dan Dalmas.


"Kapolres Paniai dan tim masih kontak tembak," kata Rodja seperti dilansir dari Antara, Rabu.


Baca juga: Fakta Kedatangan Gubernur Papua di Surabaya, Disuguhi Papeda hingga Ditolak Masuk Asrama Mahasiswa


Dalam insiden tersebut dilaporkan satu pucuk senjata milik TNI AD hilang. Ketika ditanya tentang korban lain, Kapolda Papua mengaku belum dapat laporan lengkap. Rodja mengatakan masih berada di Timika.

 


Bez virů. www.avast.com

__._,_.___

Posted by: Marco 45665 <comoprima45@gmail.com>
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)

.

__,_._,___