Kamis, 22 Mei 2014

[Media_Nusantara] Konsep Tol Laut JOKOWI Versus PRABOWO, Mana Lebih Realistis?

 

Konsep Tol Laut JOKOWI Versus PRABOWO, Mana Lebih Realistis?

Xlarge_lil-crs-tol-bali-dan-pelni-istimewa

Prabowo Subianto ingin membangun tol atas laut Pantura. Sementara Jokowi bertekad mewujudkan "tol laut" yang membentang dari Sumatera hingga Papua.

Capres Prabowo merilis dokumen visi misi yang diberi judul "Agenda dan Program Nyata untuk Menyelamatkan Indonesia". Jika terpilih menjadi presiden, salah satu agenda Prabowo adalah membangun tol atas laut Pantura.

Studi kelayakannya tol atas laut Pantura sedang dimatangkan Kementerian BUMN di bawah arahan Dahlan Iskan. Tol sepanjang 800 km ini membentang di atas laut pantai utara (Pantura) Jawa, dari Jakarta hingga Surabaya.

Tol ini akan menjadi alternatif lalu lintas kendaraan di jalan Pantura yang sudah sangat padat dan kelebihan beban tonase. Kementerian BUMN mengerahkan 19 perusahaan pelat merah untuk mengerjakan mega proyek ini.

PT Jasa Marga Tbk didaulat sebagai pimpinan konsorsium. BUMN-BUMN lainnya yakni PT Adhi Karya Tbk, PT Waskita Karya Tbk, PT Wijaya Karya Tbk, PT Hutama Karya, PT Pembangunan Perumahan (PP) Tbk, PT Brantas Abipraya, PT Nindya Karya, PT Istaka Karya, PT Pelindo II, PT Pelindo III. Selanjutnya, PT Semen Indonesia Tbk, PT Krakatau Steel Tbk, PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank BNI Tbk, PT Bank BRI Tbk, PT Bank BTN Tbk, PT Jamsostek, dan PT Taspen.

Artinya, jika Prabowo berniat melanjutkan mega proyek tol atas laut Pantura, maka sangat mungkin direalisasikan. Meski proyek ini sempat mendapat kritikan pedas dari pemerhati transportasi, Djoko Setijowarno. "Jadi rencana pembangunan jalan tol atas laut Jakarta-Surabaya ini aneh, tidak menarik. Kondisi tol Pantura itu hanya untung saat musim Lebaran, yang cuma dua minggu itu," kata Djoko

Bagaimana dengan konsep tol dari Sumatera hingga Papua yang ditawarkan Jokowi? Capres dari PDI Perjuangan, Nasdem, PKB, dan Hanura ini menjelaskan, tol yang ia maksud bukanlah membangun jalan, namun menghubungkan pulau-pulau besar Indonesia dengan kapal yang setiap hari berkeliling di pelabuhan-pelabuhan laut dalam atau deep sea port.

"Tol laut itu bukan jalan, artinya ada deep sea port. Ada pelabuhan dalam di Sumatera, di Jawa, di Kalimantan, di Sulawesi, dan di Papua. Kemudian ada kapal besar yang setiap hari mondar-mandir, sehingga harga di semua pulau ini sama," kata Jokowi.

Jokowi ingin memaksimalkan PT Pelni, BUMN pelayaran. Alasan Jokowi mengutamakan akomodasi laut sangat masuk akal. Minimnya armada laut dituding menjadi biang keladi tidak meratanya pembangunan antar pulau, karena distribusi barang terhambat. Saat ini, Pelni cuma punya 24 armada kapal laut yang mayoritas berusia tua.

Tahun 2013, Pelni merugi Rp 630 miliar. Perusahaan pelayaran BUMN lainnya, Djakarta Lloyd, bahkan sudah mengalami kebangkrutan. Terus menurunnya kinerja BUMN pelayaran memang harus diwaspadai pemerintahan baru. Jika Jokowi terpilih, semoga saja tidak melupakan janjinya untuk memperkuat armada laut nusantara. 


__._,_.___

Posted by: Al Faqir Ilmi <alfaqirilmi@yahoo.com>
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar