Cegah MERS Kemenkoinfo Akan Batasi Kuota Internet
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Republik Indonesia dalam siaran pers yang diterbitkan pagi ini (12/5) menyatakan akan mengambil langkah pencegahan dalam menghadapi wabah Middle-East Respiratory Syndrome (MERS), dengan cara membatasi kuota internet secara nasional.
Siaran pers tersebut mencantumkan keprihatinan Menkominfo Tifatul Sembiring terhadap masuknya wabah MERS ke Indonesia, dan memutuskan bahwa Kemenkominfo akan ikut serta secara aktif untuk melawan wabah yang menurutnya berbahaya bagi infrastruktur komunikasi dan moral di Indonesia.
"Kementerian Komunikasi dan Informatika akan mengambil langkah dengan membatasi kuota dan kecepatan internet dalam skala nasional, demi mencegah penyebaran wabah MERS. Langkah ini akan diambil demi menyelamatkan infrastruktur komunikasi dan moral di Indonesia."
Pernyataan tersebut tercantum dalam siaran pers, namun tidak dijelaskan lebih lanjut apa yang menjadi hubungan antara MERS dengan infrastruktur komunikasi dan penegakan moral.
Meski demikian, Tifatul menjelaskan lebih lanjut kebijakan tersebut melalui akun resmi Twitter miliknya setelah beberapa pengguna Twitter menanyakan hubungan dua hal tersebut. Melalui akun @tifsembiring dirinya menjelaskan dengan menulis "MERS itu virus. Komputer lemah terhadap virus, makanya harus dicegah." dan "virus itu bisa menyebar lewat internet, jadi dicegah dengan dibatasi."
Jawaban Tifatul serta-merta mendapatkan banyak tanggapan yang negatif dari para pengguna Twitter lainnya. Pemilik akun @rabalimao mempertanyakan, "Bapak ngawur ah, apa hubungannya MERS sama internet, apalagi moral?"
Pertanyaan tersebut mendapatkan jawaban dari akun @tifsembiring, "Ya berhubungan, masbro. Jadi kasus sodomi dan pedofilia dimana-mana ini kira2 fenomena apa ya? He3x."
Akun milik Tifatul juga langsung memberi tambahan, "Niat baik saya tolong jangan disalahartikan ya, anak-anak. He3x."
Pakar ilmu kesehatan masyarakat dari Universitas Kota Jakarta (UNKOJA), Yohan Pannamo, menyatakan bahwa tidak ada hubungannya antara penyebaran MERS dan keberadaan internet.
"MERS itu pada dasarnya adalah penyakit infeksi pernapasan. Penelitian masih terus dilakukan oleh WHO, dan kemungkinan besar disebabkan karena virus atau bakteri. Tapi virus yang dimaksud di sini tidak sama dengan virus komputer. Beda jauh, dan saya sebenarnya bingung kenapa ada yang menganggapnya sama." ujarnya mengenai siaran pers Kemenkominfo.
Yohan mendapatkan laporan bahwa di beberapa provinsi di Indonesia sudah ada pencegahan dini untuk MERS. Terdapat segelintir potensi kasus di Indonesia, namun lebih banyak hasil tes yang negatif. Dari 47 laporan di 13 provinsi, 36 diantaranya negatif dan 11 lainnya masih dalam tahap pemeriksaan lebih lanjut.
Menurut Yohan, laporan potensi kasus biasanya terkait dengan orang-orang yang baru kembali dari perjalanan di daerah Timur Tengah. Meski demikian, bandara-bandara di Indonesia kini sudah dilengkapi alat pemindai suhu tubuh dan alat sterilisasi tubuh dari kuman, untuk mencegah MERS merebak lebih jauh masuk ke Indonesia.
Pertanyaan yang muncul adalah mengapa Kemenkominfo tetap mengeluarkan kebijakan melalui siara pers tersebut apabila tidak ada hubungan antara MERS dan infrastruktur internet?
Seorang pejabat Kemenkominfo yang tidak ingin disebutkan namanya bercerita kepada POS RONDA bahwa hampir seluruh staf ahli dan pejabat Kemenkominfo sebenarnya telah menjelaskan tidak adanya hubungan antara MERS dan internet kepada Menteri Tifatul.
Sumber: http://posronda.net/2014/05/12/cegah-mers-kemenkominfo-akan-batasi-kuota-internet/
__._,_.___
Reply via web post | • | Reply to sender | • | Reply to group | • | Start a New Topic | • | Messages in this topic (1) |
.
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar