Senin, 16 September 2013

[Media_Nusantara] Teror & Penembakan Pada Polisi Dilakukan Oleh Polisi Sendiri ???

 

Teror & Penembakan Pada Polisi Dilakukan Oleh Polisi Sendiri ???
Ini Dia Bukti Densus 88 Pelaku Teror Polisi

Tidak tertutup kemungkinan, pelaku teror terhadap kepolisian, yang marak belakangan ini,  justru aparat antiteror kepolisian sendiri. Aparat antiteror itu tidak lain adalah Detasemen Khusus Antiteror Polri (Densus 88).

Analisis itu disampaikan Direktur The Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA), Harits Abu Ulya kepada itoday (16/09) menanggapi aksi teror terhadap aparat kepolisian belakangan ini. Harist menunjuk teror di salah satu Mapolsek  di Sulteng, Juli 2013, sebagai dasar analisis untuk menguak teror itu.

"Bukan tidak mungkin aksi teror justru pelakunya adalah aparat antiteror sendiri. Kita bisa belajar dari kasus teror penembakan di salah satu Mapolsek Sulteng pada bulan Juli 2013. Dan peristiwanya tidak begitu terekspos media," ungkap Harits.

Berdasarkan penelusuran CIIA, pihak kepolisian sebenarnya telah menemukan pelaku teror penembakan di Mapolsek Palu Selatan. Teror pada 17 Juli 2013 itu pelakunya tidak lain adalah  oknum Densus 88 yang berinisial "YW".

Setelah hal itu terbongkar, CIIA mencatat, Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah mengakui bahwa penembakan yang dilakukan "YW" adalah sebagai bentuk uji kesiagaan Mapolsek setempat terhadap ancaman aksi terorisme.

Ketika itu, Kabid Humas Polda Sulteng AKBP Soemarno menyatakan peristiwa itu sesungguhnya bukan aksi terorisme seperti yang diduga selama ini.  "Itu bukan aksi terorisme, namun memang hanya sebagai bentuk uji kesiagaan," tegas Soemarno di depan awak media.

CIIA mencatat, pihak kepolisian sebenarnya telah mengungkap kasus itu pada 18 Juli 2013. Pelaku yang berinisial  "YW" telah berhasil ditangkap oleh personel Brimob yang berinisial "R" di arena STQ Palu. Namun, agenda mengumumkan keberhasilan penangkapan pelaku diurungkan setelah diketahui pelaku adalah oknum anggota  Densus 88 yang bertugas di Poso. Bahkan sebaliknya anggota Brimob yang berinisial "R" diciduk dan dibawa ke Mabes Polri untuk sebuah kepentingan.

Harits Abu Ulya, menegaskan, dari fakta itu masyarakat harus sadar bahwa teror dan terorisme sudah mengalami pergeseran sedemikian rupa.

"Dan betapa bahayanya jika 'teror' dilakukan oleh aparat dengan memuntahkan peluru hanya untuk kepentingan memberantas terorisme. Dan alasan 'teror' dibuat hanya untuk menjadi triger kesiapan aparat, menjadi sangat klise sekali. Ini menjadi sampel penting,bukan tidak mungkin teror-teror yang menjamur di Indonesia adalah produk dari sebuah "rekayasa" untuk mencapai target-target tertentu," pungkas Harits.

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar