JARAK - Jaringan Anti Korupsi
Aparat Pemerintah Tak Ingin Umat Beragama di Indonesia Rukun ???

Penggembosan Islah
Negara sudah rusak dan bejat? Tak lama berselang sejak kebahagiaan Islah dan Deklarasi Piagam Perdamaian Sampang dilakukan di pengungsian warga Syiah di Rusunawa Puspa Agro Sidoarjo, kami dari YLBHU mendapat info dari tim islah di kampung bahwa mereka dalam tekanan. 73 penandatangan Perdamaian Sampang di kampung, sejak pulang dari deklarasi islah ternyata sudah dicegat di jalan kampung oleh pihak intoleran dengan alasan tak boleh menyusupkan pengungsi pulang di 5 mobil rombongan islah. Warga sebenarnya kuat untuk melawan pihak yang mencegat tapi demi menuntaskan program islah yang akan terus dilakukan, mereka memilih untuk mengalah dan tak melakukan tindakan apapun yang bisa membuat mereka punya alasan untuk diciduk polisi di sana yang tak netral.

Hari ini, Kamis, menurut info, warga penggerak islah akan dijemput polisi menghadap kiai Safiuddin Gersempal di Omben yang terkenal intoleran. Polisi digunakan karena sejak kemarin warga penandatangan tak mau dipanggil oleh Klebun Bluuren dan hari ini pun menolak dipanggil oleh Kiai Saifiuddin yang dua bulan lalu memaksa ikrar tobat 35 warga Syiah di kampung yang juga menggunakan polisi.

Para warga penandatangan islah mengatakan bahwa mereka tak takut dan tak mau tunduk dengan kiai dan pemkab Sampang yang nampaknya mencoba mendelegitimasi Deklarasi dan Piagam Islah Sampang, hasil Senin lalu di Rusunawa Sidoarjo.

Warga yang seluruhnya adalah Sunni mantap dengan pendirian mereka karena islah menurut mereka adalah perintah Tuhan, demi persaudaraan dan lelah dengan provokasi kebencian serta penyesatan. Keinginan mayoritas warga untuk islah juga didorong dan diinisiasi bahkan oleh preman-preman yang dulu menjadi aktor utama kekerasan Sampang I & II.

Upaya-upaya penggembosan Islah mungkin akan terus dilakukan. Dan dalam melakukan penggembosan itu, Polsek Omben dan Karang Penang serta Polres Sampang sudah menjadi bagian dari masalah akut karena polisi di sana memilih pro kiai dan politisi intoleran di pemkab Sampang ketimbang warga mayoritas yang menginginkan perdamaian dan konstitusi.

Mari kita tolong suarakan dan bantu perjuangan rakyat yang sedang digembosi oleh pihak-pihak yang tak senang islah terjadi karena alasannya masing-masing. Pemerintah akan selalu lamban dan secara jelas memilih menjadi tukang kritik islah, karena itu gerakan sipil harus membantu rakyat di kampung untuk tidak kehilangan momentum dan energi dalam menuntaskan islah yang akan mereka lakukan dengan memulangkan pengungsi dan membangun paguyuban Forum Islah Sampang untuk mengabadikan perdamaian di Sampang.

Salam,
Hertasning Ichlas, SH, MH
Yayasan LBH Universalia