Selasa, 10 September 2013

[Media_Nusantara] Proyek CBM Pertamina-Sugico 'Bermasalah'

 

Proyek CBM Pertamina-Sugico 'Bermasalah'

Jakarta, Aktual.co — Proyek gas metana batubara (coalbed methane/CBM) antara Sugico Group dengan PT Pertamina Hulu Energi (PHE) diduga bermasalah. Bahkan, PT Pertamina (Persero) sebagai induk usaha PHE sempat meminta agar proyek kerja sama tersebut dihentikan sementara.

Dalam dokumen yang diterima Aktual.co terungkap, pada 5 Desember 2012, Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko Pertamina M Afdal Bahaudin pernah mengeluarkan surat dengan nomor surat 245/R00000/2012-SO perihal penghentian pembahasan kerja sama dengan Sugico Group (kerja sama di bidang CBM).

Dalam suratnya Afdal menulis, "Terkait dengan penawaran kerja sama di bidang CBM dari Sugico Group, maka dengan ini disampaikan bahwa tindak lanjut pengembangan kerja sama di bidang CBM dengan Sugico tersebut akan dilakukan di tingkat korporat. Sehingga pembahasan kerja sama antara PHE dan Sugico Group agar diberhentikan sementara sambil menunggu penyelesaian pembahasan kerja sama tersebut di Direktorat Perencanaan Investasi & Manajemen Risiko, PT Pertamina."

Dokumen lain yang diperoleh Aktual.co dengan judul 'Risalah Rapat Direksi' No RRD-59/C00000/2013-SO tanggal 25 Maret 2013, mengungkapkan, Sugico Group melalui unit usahanya, PT Sugico Graha, berniat menjadi operator dan melakukan pengalihan participating interest (PI) di Pertamina kepada Sugico Graha di lima blok PSC CBM.

Kelima blok CBM itu adalah, Muara Enim 1, Muara Enim 3, Air Benakat 1, Air Benakat 2, dan Air Benakat 3. Semula, Sugico di kelima blok tersebut 'hanya' memiliki eksisting masing-masing 35% saham (Muara Enim 1), 27% (Muara Enim 3), 20,5% (Air Benakat 1), 30,3% (Air Benakat 2), dan 26,5% (Air Benakat 3).

Adapun usulan peningkatan PI yang diminta Sugico adalah meningkat menjadi masing-masing sebesar 49% di kelima blok CBM tersebut. "Sugico akan meng-carry Firm Commitment selama tiga tahun di lima blok CBM yang diusulkan," tulis dokumen tersebut. Pihak Sugico pun berjanji akan melakukan percepatan pengembangan lapangan CBM dari fase eksplorasi menjadi fase produksi. Anehnya, Sugico tidak mengeluarkan uang sepeser pun untuk menambah PI tersebut.

Ironisnya, semua jajaran direksi Pertamina meneken surat persetujuan pengalihan PI tersebut. Direksi mengeluarkan tiga keputusan. Pertama, menyetujui untuk melakukan kerja sama percepatan pengembangan wilayah kerja (WK) CBM dengan Sugico Graha dengan empat aset WK CBM, yakni Muara Enim 1, Muara Enim 3, Air Benakat 1, dan Air Benakat 2.

Kedua, menyetujui untuk melepas operatorship dan penurunan PI pada empat aset WK CBM, yakni yakni Muara Enim 1, Muara Enim 3, Air Benakat 1, dan Air Benakat 2. Ketiga, menyetujui untuk lanjut ke tahap negosiasi dengan Sugico Graha atas pengalihan operatorship dan pengalihan PI.

Jajaran direksi Pertamina yang meneken keputusan tersebut adalah, Karen Agustiawan (direktur utama), M Afdal Bahaudin (direktur Perencanaan Investasi & Manajemen Risiko), Muhamad Husen (direktur hulu), Chrisna Damayanto (direktur Pengolahan), Hanung Budya (direktur Pemasaran dan Niaga), Hari Karyuliarto (direktur Gas), Luhur Budi Djatmiko (direktur Umum), Evita M Tagor (direktur SDM), dan Andri T Hidayat (direktur Keuangan).

Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Pri Agung Rakhmanto mengatakan, pihaknya merasa aneh dengan adanya keputusan tersebut. "Ini jelas aneh, PI berkurang tapi kok tidak ada uang yang masuk ke Pertamina? Implementasi yang ditawarkan Sugico dalam bentuk apa? Kalau hanya mempercepat fase dari eksplorasi ke produksi itu hal biasa," kata Pri Agung di Jakarta, Selasa (10/9).

Pri Agung menilai, pihak Pertamina harus membuat kesepakatan yang jelas dengan Sugico agar dikemudian hari publik tidak menilai bahwa Pertamina memberikan PI keempat WK CBM kepada Sugico secara gratis.

Hingga berita ini diturunkan, Aktual.co belum memperoleh konfirmasi berita tersebut dari pihak Pertamina. Juru bicara Pertamina Ali Mundakir ketika coba dihubungi Aktual.co sedang rapat. "Mas maaf saya sedang rapat, nanti saya hubungi," kata Ali.

 
Proyek CBM Pertamina-Sugico Bernilai Rp 62,82 Triliun

Harga gas (gas price) blok gas metana batubara (coalbed methane/CBM) yang dikerja samakan antara PT Pertamina Hulu Energi (PHE) dengan PT Sugico Graha sekitar USD 5 per Mcf. Hal itu terungkap dalam dokumen 'Risalah Rapat Direksi' No RRD 59/C00000/2013-SO tertanggal 25 Maret 2013.

Dalam dokumen itu tertulis berbagai item menyangkut soal latar belakang, risiko, dan mitigasi proyek kerja sama tersebut. Anehnya, meskipun di dalam kerja sama itu Sugico disetujui menambah saham (participating interest/PI) menjadi masing-masing sebesar 49% di empat blok CBM, yakni Muara Enim 1, Muara Enim 3, Air Benakat 1, dan Air Benakat 2, namun di dalam asumsi keekonomian tertulis bagian kontraktor (contractor share) hanya sebesar 45%.

Dokumen itu juga mengungkapkan bahwa belanja modal (capital expenditure/capex) untuk mengelola keempat blok CBM tersebut mencapai USD 5.636.962.855, atau setara Rp 62,82 triliun (kurs Rp 11.145). Itu belum ditambah capex blok Air Benakat 3 sebesar USD 934.721.949, setara Rp 10,42 triliun, yang 'belum dioperatori' Sugico. Rinciannya, Muara Enim 1 USD 1.942.040.613, Muara Enim 3 USD 1.931.021.726, Air Benakat 1 USD 882.625.898, Air Benakat 2 USD 881.274.618, dan Air Benakat 3 USD 934.721.949.

Berikut profil lapangan CBM yang dikerja samakan antara PHE dengan Sugico;
Muara Enim 1 :
-    Berlokasi di Muara Enim dan Prabumulih, Sumatera Selatan dan berada di stratigraphy Sandstone,
     Claystone, dan Coal.
-    Perhitungan gas in place Muara Enim 1 berada pada volume sebesar 3,95 Tcf dengan rumus Kim's Formula
     (Gas in Place estimation).
Muara Enim 3 :
-    Berlokasi di Muara Enim, Ogan Komering, dan Prabumulih, Sumatera Selatan dan berada di stratigraphy
     Sandstone, Claystone, dan Coal.
-    Perhitungan gas in place Muara Enim 3 berada pada volume sebesar 5,20 Tcf dengan rumus Kim's Formula
     (Gas in Place estimation).
Air Benakat 1 :
-    Berlokasi di Muara Kelingi dan Lahat, Sumatera Selatan dan berada di stratigraphy Sandstone, Claystone,
     dan Coal.
-    Perhitungan gas in place Air Benakat 1 berada pada volume sebesar 1,54 Tcf dengan rumus Kim's Formula
     (Gas in Place estimation).
Air Benakat 2 :
-    Berlokasi di Muara Kelingi, Musi Banyu Asin, dan Muara Enim, Sumatera Selatan dan berada di
     stratigraphy Sandstone, Claystone, dan Coal serta formasi talang akar.
-    Perhitungan gas in place Air Benakat 2 berada pada volume sebesar 1,64 Tcf dengan rumus Kim's Formula
     (Gas in Place estimation).
Air Benakat 3 (Sugico Non-operator, tidak terjadi perubahan PI) :
-    Berlokasi di Muara Enim dan Prabumulih, Sumatera Selatan dan berada di stratigraphy Sandstone,
     Claystone, dan Coal.
-    Perhitungan gas in place Air Benakat 3 berada pada volume sebesar 3,98 Tcf dengan rumus Kim's Formula
     (Gas in Place estimation).

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar