Minggu, 12 Agustus 2012

[journal_korupsi] Memalukan: Katanya Ulama?, Demi Lancarnya Korupsi, Dinas Pendidikan Banyuwangi Diduga Melakukan Kebohongan Publik Terkait Kebijakan Mewajibkan Buku Porno Untuk Perpustakaan SD se Banyuwangi ??

 

Memang kelakuan pejabat Indonesia memalukan. Seringkali perilaku mereka adalah ngotot, tapi bukan ngotot untuk memperbaiki kesalahan/ keadaan, tapi ngotot mencari pembenaran atas tindakan mereka yang kurang tepat, dan terkesan sangat tidak tahu malu. Dalam hal ini kasus buku porno, akhirnya ya nekat melakukan kebohongan publik. Toh meski salah yang penting bisa berkelit, atau merasa masyarakat tidak punya hak untuk mengkritik pejabat, karena masih menganggap bahwa rakyat adalah hamba sahaya atau budak, sedangkan pejabat adalah majikan, jadi berhak sewenang2

Cara berpikir seperti ini yang membuat kita2 yang sedang diluar negri (atau jika anda sedang ada diluar negri), betapa bangsa kita sangat diremehkan, atau dilecehkan. karena para pejabat tidak pernah mengurus dengan serius masyarakat, bangsa dan negara. Mereka digaji pakai uang negara ternyata sibuk ngurusi diri mereka sendiri. Dan itu dilakukan tanpa pernah mau memperhitungkan, bahwa kelakuan mereka bisa menghancurkan negara. jadi menurut mereka, biar aja negara hancur, yang penting ngurusi diri sendiri.

Memang masih ada pejabat yang peduli, tapi mungkin sedang tenggelam, atau mungkin malah yang baik tidak diberi kesempatan. karena situasi yang korup sudah jadi kebiasaan. Sehingga yang tidak korup, jangan harap bisa naik jabatan, atau bisa menentukan kebijakan.

Seperti kasus buku porno di banyuwangi ini, sudah heboh di negeri tetangga, tapi para pejabat rupanya nekat dan sama sekali tidak tahu malu. Sama saja kelakuan para pejabat itu mempermalukan bangsa, hanya demi mendapatkan fee atau bayaran. Anggapan masyarakat disini, menganggap bahwa ternyata kepala daerah dan pejabat2 di Indonesia, sangat tunduk pada para mafia, sehingga sering merusak negaranya sendiri karena disuruh para mafia dari luar negeri & dalam negeri (contoh kasus, pulau yang tenggelam dikeruk untuk memperluas negeri tetangga, itu semua atas persetujuan para pejabat, jika tidak disetujui atau didukung, bagaimana bisa terus terjadi? sekarang sudah 5 pulau tenggelam, 10 tahun lagi mungkin bukan hanya pulau yang tenggelam, tapi warga negaranya yang ditenggelamkan oleh para penguasa tiran

Bahkan, dalam kasus buku porno banyuwangi, disini ada joke (lawakan), rupanya Indonesia mempersiapkan diri jadi peng-ekspor budak nafsu terbesar, maka sejak kecil anak2 sudah diajari pornografi. Sudah ketahuan ehhh masih berkelit dengan berbohong, ada apa ini?

Salam - erik, yang sedang terdampar diseberang
_________________________________________________
Tue, 31/7/12, nubie masta <masta@rumahterjemah.com> wrote:
katanya wakil rakyat, kok merugikan rakyat?
katanya polisi, kok melakukan anarki?
katanya uksup, kok skandal? (http://internasional.kompas.com/read/2012/07/26/11444858/Uskup.Dibui.karena.Tutup-tutupi.Skandal.Seks)
katanya sayang, kok ingkar janji?
katanya benci, kok datang lagi?
masta (http://masta.rumahterjemah.com)
!YM: mas.tjogja
_____________________________________________
Andi Baso <bass...@yahoo.com> wrote:
Katanya Bupati-nya dari NU/ Nahdatul Ulama (bahkan ketua ISNU/Ikatan Sarjana nahdatul Ulama Jawa Timur) kok...
Apa tergiur imbalan sehingga lupa kalau dia itu pimpinan organisasi keagamaan, atau menjadikan organisasi keagamaan hanya jadi kedok/ tempat berlindung untuk menutupi perbuatan tercela?

http://wargatumpat.blogspot.com/2012/07/pesisir-demi-lancarnya-korupsi-dinas_8007.html
http://blog.warga-muncar.banyuwangi.com
Demi Lancarnya Korupsi, Dinas Pendidikan Banyuwangi Diduga Melakukan Kebohongan Publik Terkait Kebijakan Mewajibkan Buku Porno Untuk Perpustakaan SD se Banyuwangi

Awalnya masyarakat merespon positif saat membaca koran tempo 18 Juli 2012 halmn 2, dimana dinas pendidikan kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, membatalkan tender pengadaan buku untuk perpustakaan SD se Banyuwangi yang dalam dokumen pengadaannya (RKS) mencantumkan judul buku yang harus ditawarkan oleh peserta pengadaan. Dimana jika peserta pengadaan tidak menawarkan judul buku yang sudah ditentukan oleh dinas pendidikan banyuwangi, maka peserta akan digugurkan. Dalam judul buku yang diharuskan itu, ternyata ada beberapa buku yang mengandung unsur pornografi yang tidak cocok untuk anak SD.

Saat penjelasan pekerjaan melalui LPSE, sebenarnya hal itu sudah banyak diprotes, kenapa untuk mengadakan lelang pengadaan buku perpustakaan sudah langsung menentukan bahwa hanya buku tertentu, termasuk buku yang mengandung pornografi yang harus ditawarkan, diluar buku yang sudah ditentukan tidak boleh ditawarkan. Dalam hal ini pantitia dan dinas pendidikan kabupaten Banyuwangi kompak menjawab bahwa hal itu sudah melalui survei penelitian dan sudah dikaji oleh dinas pendidikan Banyuwangi & guru2 SD se Banyuwangi. Dan menurut mereka bahwa hanya buku2 yang ditentukan dan diantaranya mengandung pornografi itulah, yang cocok untuk anak SD di Banyuwangi. Seperti biasanya panitia lelang dan dinas pendidikan Banyuwangi menolak protes masyarakat itu, dan menganggap buku2 SD lain yang telah lulus penelitian pusat perbukuan kementrian pendidikan nasional diluar apa yang dicantumkan dalam dokumen pelelangan (RKS) tidak boleh ditawarkan, mungkin oleh dinas pendidikan Banyuwangi buku2 yang tidak tercantum dalam RKS itu tidak layak untuk anak SD di Banyuwangi, dan menganggap buku bermuatan pornografi lebih layak untuk perpustakaan SD di Banyuwangi.

Tapi ternyata pernyataan dinas pendidikan kabupaten Banyuwangi tersebut, patut diduga adalah bohong besar. Ini bisa dilihat pada
http://lpse.banyuwangikab.go.id/eproc/app?service=direct/1/LelangCari/$PublicLelangList.$DirectLink&sp=6c323031303732&sp=564796391
ternyata lelang dinyatakan telah selesai

dan  pada http://lpse.banyuwangikab.go.id/eproc/app?service=direct/1/LelangCari/$PublicLelangList.$DirectLink$3&sp=6c323031303732&sp=564796391 sudah ditunjuk perusahaan yang dinyatakan sebagai pemenang lelang dan penyedia barang

Dan pada http://lpse.banyuwangikab.go.id/eproc/app?service=direct/1/LelangCariView/$TahapSekarang.tahapLink&sp=6c323031303732&sp=564796391
sudah dilakukan kontrak pekerjaan

dari situs LPSE kabupaten Banyuwangi tersebut sama sekali tidak ada pengumuman tentang pembatalan lelang (lelang gagal). Artinya apa yang dinyatakan oleh dinas pendidikan kabupaten Banyuwangi dalam siaran pers-nya pada media massa adalah upaya pembohongan publik yang sistematis. Mungkin mereka berharap dengan pernyataan yang dimuat oleh media massa tersebut mereka bisa menipu masyarakat, sehingga masyarakat menganggap bahwa pengadaan buku dengan keharusan menawarkan buku porno untuk anak SD itu tidak jadi dilaksanakan, sehingga tidak ada lagi kritik atau pemberitaan di media massa. Tapi secara diam2 mereka tetap melanjutkan, dengan asumsi bahwa mereka berhasil menipu masyarakat dan media massa.

Apakah yang membuat dinas pendidikan Banyuwangi dan para pejabat disana nekat melakukan hal itu? apakah terkait pemberitaan2 sebelumnya yang menyoroti hal tersebut karena penuh dugaan korupsi yang melibatkan para pejabat di Banyuwangi, para mafia yang diduga merupakan pihak penyandang dana saat pemilihan Bupati, sehingga mau tidak mau para pejabat harus menuruti perintah Bupati yang disetir oleh para mafia, juga dugaan adanya beking dari aparat penegak hukum (dalam berita lalu disebut2 seorang petinggi kejaksaan agung berinitial ME), atau para mafia menganggap bahwa meski melanggar hukum dan merugikan keuangan negara, mereka yakin bahwa aparat hukum bisa dibayar? sehingga mereka tidak takut melanggar hukum?
beberapa pihak yang terkait dalam masalah ini sampai saat sekarang tampak kompak melakukan tutup mulut.

Pihak2 yang diduga terlibat dalam kasus buku porno, kebohongan publik dll di banyuwangi itu adalah:
1. Rudy Budiman HP: 0811371218 (sering menyebut diri sebagai sponsor/ penyandang dana dari Bupati Banyuwangi terpilih)
2. Aka HP: 081357738393 (pelaksana dari Rudy Budiman)
3. Liauw Inggarwati HP: 081333300888 (patner Rudy Budiman, juga sering menyebut diri sebagai sponsor/ penyandang dana dari Bupati terpilih)
4. Mashud HP: 081703035858 (konsultan Rudy Budiman)
5. Joko HP: 081654935313 (kurir yang mengarahkan dokumen & keuangan)
6. Paalty HP: 081217676513 (markus yang disebut2 sebagai beking/ perantara pada petinggi aparat hukum)
7. Sulihtiyono HP: 085336580059 (Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi)
_________________________________________________
Koran Tempo, Rabu 18 Juli 2012, halaman 2
Tender Buku Berbau Pornografi Dihentikan

Dinas Pendidikan kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, membatalkan tender empat judul buku sekolah dasar yang isinya bermuatan pornografi. Kepala bidang sarana prasarana dinas pendidikan Banyuwangi, Ahmad Haris Harsono, mengatakan dalam salah satu buku berjudul "ada duka di wibeng" unsur pornografi ditemukan pada halaman 93, yang menyinggung soal berhubungan intim melalui dialog para tokohnya. Isi dialog misalnya memperbincangkan trik berhubungan seksual agar tidak hamil. Setelah kami cek ternyata memang tidak layak dibaca untuksiswa SD, katanya.
_______________________________________________
http://www.mediaindonesia.com/read/2012/06/06/325228/293/14/_Psikolog_Sesalkan_Buku_SD_Berbau_Pornografi
Psikolog Sesalkan Buku SD Berbau Pornografi Yang Diwajibkan Di Banyuwangi

MICOM:
Isi empat buku yang berpotensi masuk sekolah di Jawa Timur dianggap tidak pantas untuk dikonsumsi sebagai bacaan anak oleh kalangan psikolog.

Pasalnya, buku fiksi tersebut dapat mendorong anak dalam perkembangan imajinasinya dengan mencobanya.

"Ini buku fiksi dan jika dibaca anak sekolah yang tengah mengembangkan imajinasinya, akan mendorong rasa ingin tahu anak yang berkembang liar. Akhirnya mereka mencobanya," tandas Nur Ainy Fardana MSi, Psikolog asal Unair Surabaya kepada Media Indonesia, Sabtu (9/6).

Menurut kandidat doktor psikologi tersebut, buku fiksi yang menyampaikan pesan moral, tidak harus menyampaikan dalam kalimat yang vulgar tentang seks.

Sebab, bukan pengetahuan ilmiah yang didapatkan, tapi justru rasa ingin tahu yang ditafsirkan macam-macam oleh anak.

Pendidikan untuk anak adalah pembangunan karakter. informasi proporsional dan seimbang. Padahal pengetahuan yang masuk ke pemikiran anak membentuk keyakinan dan memunculkan minat yang berlanjut pada peri laku anak.

"Untuk siswa SMA saja tidak boleh dibaca sembarangan, harus didampingi orang tua. Kalimatnya yang vulgar, tidak bisa ditelan mentah-mentah dan harus diolah. Sebab, kalau ditelan mentah-mentah, remaja akan menafsirkan itu hal yang lumrah, untuk membicarakan sekaligus melakukannya,? imbuhnya.

Seperti diberitakan, empat buku berbau pornografi akan masuk ke sekolah-sekolah di Jawa Timur. Dalam buku-buku tersebut terdapat dialog tentang hubungan intim yang diperankan para tokoh.

Yang memprihatinkan, buku yang berbau porno tersebut justru diwajibkan oleh dinas pendidikan di daerah, seperti di Banyuwangi dalam sebuah tender lelang proyek. (OL-11)
_____________________________________________________________________
http://radiogayafm.blogspot.com/2012/06/buku2-porno-siap-dibagikan-untuk_06.html
Buku2 Porno Siap Dibagikan ke Perpustakaan Sekolah2 SD di Banyuwangi, Jawa Timur

Jika kita mencermati, tampaknya ada upaya sistematis untuk mengedarkan buku2 yang diduga bernuansa pornografi di sekolah2 SD di berbagai daerah. yang memprihatinkan, penyebaran buku porno ini bukan dibiayai oleh orang2 yang patut diduga ingin menghancurkan moral bangsa ini. Tapi pembelian buku2 porno ini dibiayai oleh uang negara, yakni dari APBN.
jadi si pelaku selain sukses merusak moral bangsa, juga mendapat keuntungan yang besar dari upaya perusakan moral bangsa melalui pembelian buku porno oleh uang negara dan dibagikan ke perpustakaan sekolah2 SD diberbagai tempat.

Setelah kejadian di Jawa Tengah, maka kalau kita mencermati di website LPSE kabupaten Banyuwangi, disana saat ini diadakan pengadaan buku untuk SD yang bernilai sekitar Rp. 7 Milyar. Dalam dokumen pengadaan (RKS) telah disebutkan judul buku yang harus ditawarkan oleh peserta yang akan mengikuti pelelangan pengadaan tersebut. Jadi peserta lelang harus menawarkan buku yang sudah disebut judulnya oleh dinas pendidikan dan panitia pengadaan. Jadi tidak boleh menawarkan judul buku yang lain,

Judul2 buku yang disebutkan itu beberapa diantaranya adalah mengandung pornografi sebagaimana berita media, dimana buku2 itu sempat beredar di Jawa Tengah. Dinas pendidikan, panitia pengadaan, maupun pejabat2 di Banyuwangi, ketika ditanya oleh masyarakat kenapa menutup pintu bagi judul buku yang lain untuk dibagikan ke perpustakaan sekolah2 SD di Banyuwangi, mereka selalu menjawab bahwa itu adalah merupakan hasil dari proses kajian, penelitian dan survey yang mendalam dll. Kalau mereka bersikukuh dengan argumentasi itu, artinya para pejabat di banyuwangi berpendapat bahwa buku2 porno itu adalah buku yang cocok untuk dibagikan di sekolah2 SD di Banyuwangi.

Tentu saja ini mengejutkan dan sekaligus membongkar kebohongan serta kuat adanya dugaan rekayasa dalam pengadaan buku untuk perpustakaan sekolah2 SD di Banyuwangi. karena dari berita dibawah ini, penerbit buku itu sendiri kaget ketika tahu bahwa buku itu beredar untuk anak2 SD, karena memang sebenarnya untuk konsumsi remaja dan dewasa (pada sampul buku tertulis untuk remaja). Maka bagaimana bisa dinas pendidikan dan para pejabat di Banyuwangi menyatakan bahwa dari kajian dan proses pemilihan yang mendalam, akhirnya buku2 porno itu adalah yang dipilih untuk dibeli dan dibagikan untuk anak2 SD di Banyuwangi. Ada apa ini???

Kenyataan ini memperkuat dugaan adanya rekayasa yang melibatkan mafia pendidikan dan bekerjasama dengan pejabat2 di Banyuwangi, selain dugaan untuk mengeruk uang negara, ada misi tersembunyi dari para mafia pendidikan yang tidak disadari oleh para pejabat di Banyuwangi karena terdorong pikiran asal dapat bagian, yakni penghancuran moral anak2 Indonesia sejak usia dini.

Dugaan ini belum tentu benar, maka ada baiknya masyarakat yang peduli pada pendidikan bisa melakukan cek kebenaran informasi pada orang yang diduga mengatur pengadaan buku perpustakaan SD di Banyuwangi, yang sering disebut2 sebagai mafia pendidikan di Jawa Timur yang merupakan agen dari sebuah konsorsium PT Darma Bhakti , yang diduga juga jadi dalang suplai buku porno untuk anak2 SD di kabupaten Kebumen Jawa Tengah, kabupaten Kuningan Jawa Barat dll. maupun kepada pejabat di Banyuwangi yang berwenang. Cek informasi bisa dilakukan kepada:
1. Rudy Budiman HP: 0811371218
2. Aka (operator dari Rudy Budiman) HP: 081357738393
3. Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi (Bpk. Sulihtiyono) HP: 085336580059
_________________________________________________________________
http://www.mediaindonesia.com/read/2012/06/01/323218/289/101/Berbau-Pornografi-Tiga-Judul-Buku-SD-Ditarik
Berbau Pornografi, Tiga Judul Buku SD Ditarik.

KEBUMEN--MICOM: Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Dinpora) Kebumen, Jawa Tengah (Jateng), menarik sejumlah buku bacaan untuk sekolah dasar (SD) di kabupaten setempat.

Penarikan sejumlah buku itu dilakukan karena isinya ada yang menjurus pornografi. Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Pendidikan Dasar Dinpora Kebumen Bambang Sardjono menyatakan ada tiga judul buku yang ditarik dari perpustakaan di SD seluruh Kebumen.

Buku tersebut yakni Ada Duka di Wibeng, Tambelo Kembalinya Si Burung Camar, dan Tidak Hilang Sebuah Nama terbitan PT Era Adi Citra Intermedia Solo.

"Ketiga judul buku tersebut tidak diperbolehkan lagi ada di perpustakaan-perpustakaan SD. Isinya tidak pantas dibaca siswa SD," kata Bambang, Kamis (31/5).

Dari kajian yang dilakukan tim Dinpora, pada bacaan yang ada di dalam buku tersebut, ada kata-kata yang cenderung vulgar. Bahkan, kalau dibaca sepotong-sepotong menjurus ke pornografi.

"Atas hasil kajian itulah, Dinpora menarik ketiga judul buku. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Kalau anak yang membaca, akan berdampak negatif," ujarnya.

Yang paling menjurus ke pornografi adalah Ada Duka di Wibeng. Dalam buku ini menyinggung soal hubungan intim yang didialogkan tokoh-tokohnya.

Dalam cerita di buku tersebut juga terucap mengenai trik berhubungan seks yang aman agar tidak hamil dan menceritakan cara KB kalender.

Buku-buku tersebut, lanjut Bambang, termasuk dalam bantuan melalui dana alokasi khusus (DAK) perpustakaan tahun 2010 dan dinyatakan telah lolos seleksi.

Keputusan lolos seleksi dinyatakan dalam Keputusan Kepala Perbukuan Depdiknas no 1715/A.8.2/LL/tahun 2009. (LD/OL-5)
__________________________________________________
http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2012/06/01/120090/Buku-Pelajaran-Diduga-Benuansa-Pornografi-Penerbit-Siap-Tanggung-Jawab
Buku Pelajaran Diduga Benuansa Pornografi,
Penerbit Siap Tanggung Jawab

SOLO, suaramerdeka.com – Penerbit buku "Ada Duka di Wibeng" yang diduga mengarah ke pornografi PT Era Adicitra Intermedia Solo siap bertanggung jawab. Termasuk merevisi isu buku yang dikeluhkan masyarakat.

Menurut Direktur PT Era Adicitra Intermedia, Heri Sulistyanto, tanggung jawab tersebut sebagai bentuk profesionalisme. Pihaknya pun dengan terang-terangan akan membuka pembicaraan dengan elemen di Kabupaten Kebumen yang notabene mengeluhkan isi buku tersebut. "Ini artinya koreksi bagi kami. Namun apa yang kami terbitkan sesuai dengan kaidah-kaidahnya," ungkapnya pada Suara Merdeka, saat ditemui di Jalan Slamet Riyadi 485 Kelurahan Pajang, Laweyan, Solo Jumat (1/6).

Dikatakan Heri, buku jenis fiksi atau novel remaja tersebut telah sesuai dengan Panitia Penelitian Buku Non-Teks Pelajaran (PPBNP). Yakni melalui keputusan Kepala Pusat Pembukuan Kemendiknas Nomor 1715/ ab.2/ll2001 tahun 2009 tertanggal 19 Mei, sehingga layak beredar di masayarakat. Apalagi isi buku tersebut tentang akhlakul karimah dan budi pekerti. "Kemudian yang tidak tepat itu bacanya sepenggal. Soalnya halaman 1 hingga 93 itu contoh pergaulan buruk. Kemudian di halaman selanjutnya itu hal pokok. Kami ajak pembaca atau remaja jangan sampai menirunya," tandas dia.

Dia membantah, buku "Ada Duka di Wibeng" tidak menjurus ke pornografi seperti yang memanas akhir-akhir ini. Menurutnya tidak ada bahasa fulgar. Namun lebih pada bahasa gaul anak remaja. Apalagi maksud di dalam buku yang sudah dicetak dua kali pada 2008 dan 2012 sangat jelas jika dibaca secara utuh. Mengingat dewasa ini, pergaulan anak zaman sekarang sudah mengkhawatirkan. "Tapi kami tetap akan menelusuri, kenapa bisa sampai pada anak SD. Soalnya kan kami hanya menerbitkan, kemudian ada agen-agennya sendiri yang mendistribusikan buku tersebut," jelasnya.

__._,_.___
Recent Activity:
.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar