Senin, 27 Agustus 2012

[Media_Nusantara] Statistik Kematian, Akar Kriminalisasi Konsumen Rokok

 

Statistik Kematian,
 
Akar Kriminalisasi Konsumen Rokok
 
 
Yogyakarta--Dengan statistik yang sulit diverifikasi kebenarannya, ketakutan akan racun rokok dibangun melampaui yang semestinya. Dari situ, para konsumen rokok dibodohi, bahkan dikriminalisasi menjadi  seolah penjahat-penjahat berbahaya.
 
Demikian disampaikan Kartika Dwi Arini, anggota tim riset Komunitas Kretek, dalam jumpa pers di Yogyakarta, Senin (27/08).
 
Sebagaimana selalu digembar-gemborkan media, Indonesia adalah salah satu negara dengan korban nyawa yang sangat tinggi akibat rokok. Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LDFEUI), menyebarkan informasi bahwa hasil penelitian mereka mencatat angka 427.948 kematian terjadi setiap tahun di Indonesia, akibat rokok. Ini jumlah yang sangat mengerikan.
 
"Namun, pernahkah kita mencoba melihat realitas di sekeliling kita? Apakah masuk akal angka kematian sebesar itu?" tanya Kartika, lajang yang sedang menyelesaikan tugas akhirnya di UPN Veteran Yogyakarta ini.
 
Lantas Kartika menjabarkan hitung-hitungan ala awam. Jika katakanlah 428 ribu orang meninggal per tahun, dengan jumlah penduduk Indonesia yang 230 juta orang, praktis dapat dikatakan bahwa rerata ada 1 orang menjadi korban meninggal akibat rokok dalam tiap populasi 500-an orang, per tahun.  "Jadi kalau umur saya sekarang 24 tahun, yaa, masuk akallah kalau saya semestinya sudah menemui kematian akibat rokok dari lingkungan saya minimal 10 orang saja," ujar gadis berkacamata ini.  "Namun, kok aneh ya, satu pun belum pernah tuh."
 
Lebih lanjut Kartika menambahkan, dari hasil survei acak tim riset Komunitas Kretek, amat sedikit orang yang menyaksikan sendiri kematian akibat rokok dari lingkungan mereka. Memang ada yang mengakui demikian, namun sangat tidak signifikan. Misalnya, ada seorang berusia 40 tahun yang mengaku menyaksikan dua tetangganya meninggal karena kanker, sementara mereka perokok. Itu saja.
 
Memang diakui, lanjut Kartika, riset yang dilakukan Komunitas Kretek belum tuntas, untuk membuktikan secara lebih akurat rapuhnya data LDFEUI. Namun, angka-angka statistik kematian yang entah seberapa validitasnya itu terbukti efektif menciptakan teror di tengah-tengah publik. Dari situlah konsumen rokok membangun perasaan ketakutan berlebihan. Bukan hanya itu, angka yang mengerikan itu, apalagi didukung dengan wacana perokok pasif, pada ujungnya membawa para perokok pada stigma sangat negatif. Perokok adalah pembunuh orang-orang di sekitarnya, pembunuh keluarganya, dan sebagainya.
 
"Apa benar memang begitu? Anda sendiri, pernahkah melihat teman atau tetangga yang mati karena rokok, dalam jumlah yang signifikan dan mendukung statistik LDFEUI?" Kartika bertanya bertubi-tubi, menutup jumpa pers.

__._,_.___
Recent Activity:
.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar