Minggu, 20 April 2014

[Media_Nusantara] Siswi (15 tahun) diperkosa 10 orang, Polisi Malah Bakar Barang Bukti & Tawarkan Damai

 

Siswi (15 tahun) diperkosa 10 orang, Polisi Malah Bakar Barang Bukti & Tawarkan Damai

Siswi MTs Diculik dan Dirudapaksa 10 Pemuda Hingga Masuk RSJ
Ohh.. gadis kecil, mungkin hanya ini yang bisa kulakukan untuk membelamu. berharap dengan tersebarnya berita ini, keadilan mau berpihak kepadamu. Dan dimasa mendatang semoga polisi benar2 menjadi pelindung masyarakat, dan bukan hanya slogan yang tertera di kantor polisi. Alangkah sadisnya jika polisi serta aparatur negara lainnya, yang tiap bulan mendapat gaji yang berasal dari uang rakyat, tapi enggan melayani masyarakat dengan berbagai alasan/argumen pembenaran

Salam - Perkumpulan Masyarakat Nusantara
--------------------------------------------------------------------
seorang siswi madrasah (15th) diperkosa 10 orang selama 4 hari, sampai sempat masuk rumah sakit jiwa. Polisi malah bakar barang bukti & tawarkan damai.

Beberapa hari sebelumnya orang tua korban sempat lapor polisi saat anaknya sempat telpon & minta tolong waktu diculik & akan diperkosa, tapi keburu Hp-nya dirampas pelaku. Saat dilapori hal itu, polisi beralasan tidak bisa menindaklanjuti laporan orang tua korban, dengan alasan anaknya hilang belum 24 jam.

(oohhh pak polisi, bagaimana jika anak gadismu yg masih dibawah umur, sudah teriak2 minta tolong karena diculik & akan diperkosa secara beramai2, apakah anda juga akan diam saja, dengan alasan anak gadismu diculik atau hilang belum sampai 24 jam?)

Tribun News http://www.tribunnews.com/regional/2014/04/18/dpr-ri-kecam-penghilangan-bukti-perkosaan-siswi-di-sumatera-barat
DPR RI Kecam Penghilangan Bukti Perkosaan Siswi di Sumatera Barat

DPR RI Mengecam tindakan aparat Polsek Guguak, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat, yang menghilangkan barang bukti penculikan dan pemerkosaan siswi madrasah tsanawiyah.

Anggota Komisi III DPR Eva Kusuma Sundari menegaskan, tindakan aparat Polsek Guguak yang membersihkan tempat kejadian perkara (TKP) dan membakar semua barang bukti adalah tindakan melawan hukum.

"Itu adalah tindakan yang jelas-jelas memihak pelaku kejahatan seksual. Tindakan aparat Polsek Guguak itu harus diusut oleh propam. Mabes Polri, harus turun tangan menyelesaikan kasus ini," kata Eva Kusuma Sundari kepada Tribun, Jumat (18/4/2014).

Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini menuturkan, penyekapan dan pemerkosaan terhadap NPD (15) tersebut, termasuk kejahatan serius.

Pasalnya, kata dia, kejahatan itu dilakukan oleh sepuluh orang pria terhadap gadis yang masih di bawah umur.

"Seharusnya, polisi memihak korban, bukan lantas melakukan tindakan di luar hukum yang nyata-nyata menguntungkan pelaku. Ini harus diusut tuntas, karena pasti ada 'permainan' kasus," tegasnya.

Sebelumnya diberitakan, NPD diculik selama empat hari dan diperkosa oleh sepuluh orang pemuda di Kabupaten Lima Puluh Kota.

Karena perbuatan dursila kesepuluh pemuda tersebut, NPD yang masih duduk di bangku kelas tiga madrasah tsanawiyah itu, mengalami gangguan kejiwaan hingga masuk ke rumah sakit jiwa (RSJ).

Ironisnya, menurut Nora Fitri, anggota Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Sumbar, aparat Polsek Guguak justru menghilangkan barang bukti.

"Sepekan setelah ditemukan, polisi justru membersihkan TKP dan membakar beberapa barang, dan menawarkan kepada keluarga korban untuk berdamai. Polisi berlasan, pelaku mau bertanggungjawab," tandasnya

Kekinian, kata dia, polisi juga baru menangkap satu pelaku yang dianggap sebagai inisiator utama penculikan dan pemerkosaan tersebut.

________________________________________

Siswi MTs Diculik & Diperkosa 10 Pemuda Hingga Masuk Rumah Sakit Jiwa

Seorang anak di bawah umur berinisial NPD, diculik selama empat hari dan diperkosa oleh sepuluh orang pemuda di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat.

Ironisnya, karena perbuatan dursila kesepuluh pemuda tersebut, NPD yang masih duduk di bangku kelas tiga madrasah tsanawiyah itu, mengalami gangguan kejiwaan hingga masuk ke rumah sakit jiwa (RSJ).

Nora Fitri, anggota Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Sumbar, menuturkan sesuai pengakuan NPD, peristiwa memilukan tersebut berawal pada Selasa (18/3/2014) sore.

"Selasa sore itu, NPD hendak pergi mengikuti pelajaran tambahan menjelang Ujian Nasional 2014. Dalam perjalanan, ia didekati seorang pria berkendaraan sepeda motor yang menawari mengantarkan," kata Nora kepada Tribunnews.com, Jumat (18/4/2014).

Korban, kata dia, berkali-kali menolak ajakan pria yang tak dikenalnya itu. Tapi, si pria tersebut akhirnya memaksanya untuk naik ke sepeda motor.
Gadis tersebut, lantas dibawa ke sebuah rumah indekos. Sesampainya di lokasi, Melati sempat berupaya menelepon ibunya.

Tapi, ia hanya mampu menjerit tanpa berkata apa pun kepada ibunya, karena ponselnya keburu dirampas pelaku.
Selanjutnya, ia diperkosa oleh si pria dan kesembilan rekannya yang ada di rumah indekos tersebut.

"Karena mendengar anaknya menjerit, si ibu melapor ke Polsek Guguak. Tapi polisi tidak bisa berbuat apa-apa, karena si anak belum hilang lebih dari 24 jam," terangnya.

Setelah peristiwa tersebut, pelaku ternyata tak juga melepas NPD. "Di indekos itulah, NPD dipaksa melayani sepuluh pria tersebut selama empat hari," imbuhnya.

Penderitaan NPD, berakhir pada Sabtu (22/3). Ia ditemukan polisi di lokasi penyekapan.
"Tapi, karena mengalami siksaan, ia jatuh sakit dan mengalami gangguan kejiwaan hinga masuk RSJ," tutur Nora.

Namun, sambungnya, NPD akhirnya keluar dari RSJ pada Kamis (17/4) kemarin, karena bersikukuh mau bersekolah demi lulus UN 2014.

"Sebenarnya, dia belum sembuh. Masih trauma berat, jiwanya belum sembuh, dia juga kerap pingsan. Tapi, dia berkukuh mau bersekolah. Kami sendiri, berupaya agar pihak sekolah mengizinkannya nanti mengikuti UN di rumah," terangnya.

Ironisnya lagi, kata Nora, aparat Polsek Guguak kekinian baru menangkap satu pelaku yang dianggap sebagai inisiator utama penculikan dan pemerkosaan tersebut.

"Sepekan setelah ditemukan, polisi justru membersihkan TKP dan membakar beberapa barang, dan menawarkan kepada keluarga korban untuk berdamai. Polisi berlasan, pelaku mau bertanggungjawab," tandasnya.

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar