Rabu, 30 April 2014
[Media_Nusantara] (OOT) MGTRADIO BAGI – BAGI TIKET NONTON TAYLOR SWIFT THE RED TOUR ! GRATIS !!! [2 Attachments]
Selasa, 29 April 2014
[Media_Nusantara] MENGUNGKAP KECURANGAN PEMILU 9 APRIL 2014
Reply via web post | • | Reply to sender | • | Reply to group | • | Start a New Topic | • | Messages in this topic (1) |
Senin, 28 April 2014
Dugaan Korupsi Dana Pendidikan Sumenep Dilaporkan LSM Wiraraja
Diduga Melibatkan Produsen Peraga Pendidikan Duta Nusantara & Penerbit SPKN
LSM Wiraraja Bersatu Sumenep, melaporkan dugaan korupsi dana pendidikan bernilai milyaran Rupiah kepada Bupati Sumenep dan beberapa instansi terkait.
Didik koordinator Wiraraja Bersatu menyatakan, dugaan korupsi dana pendidikan itu meliputi antara lain:
1.Pengadaan Alat Peraga Tingkat SD, yang bisa dilihat di LPSE Sumenep dengan kode pengadaan: 496248, senilai Rp 4,83 milyar
Putusan pengadilan tipikor (tindak pidana korupsi) tentang produk produsen peraga pendidikan Duta Nusantara ini bisa dilihat pada putusan pengadilan tipikor Tanjung Karang, Lampung dalam nomor perkara 06/Pid.TK/2013/PN.TK dan putusan pengadilan tipikor Menado, Sulawesi Utara dalam nomor perkara 04/Pid.Sus/2012/PN.Mdo
Juga putusan LPSE propinsi Sumatra Barat pada pengadaan di kabupaten Agam Sumatra Barat, sebagai mana lpse.sumbarprov.go.id pada paket 69 pengadaan alat peraga pendidikan SD, senilai Rp. 2,753 milyar, menyebutkan bahwa produk ini tidak dipilih, karena setelah dicek langsung dan hasil inspeksi oleh panitia pengadaan di gudang produsen peraga PT Duta Nusantara, produk ini banyak yang tidak sesuai dengan spesifikasi kemendiknas
Untuk itu patut dipertanyakan, karena penyedia barang yang tidak sesuai spesifikasi ini menawarkan harga yang sangat mahal. Kenapa jika barang yang disediakan tidak sesuai spesifikasi minimal dari kemetrian pendidikan dan dokumen pengadaan ini dipilih oleh pejabat dinas pendidikan sebagai penyedia barang dan dengan harga yang sangat mahal?
2.Pengadaan Buku Perpustakaan SD yang bisa dilihat di LPSE kabupaten Sumenep dengan kode Pengadaan: 490248 senilai Rp 6,1 milyar
Perlu diperiksa, buku yang dikirim apakah jumlah & kualitasnya sudah sesuai dengan dokumen pengadaan, serta apakah penilaian memang dari pusat perbukuan & kurikulum. Karena ada dugaan jumlah buku & kualitasnya dikurangi. Jadi diduga barang hanya dikirim 80%, tapi laporan dibuat seolah barang yang dikirim adalah 100%, sehingga penyedia dibayar 100%
Selain itu yang tampak jelas adalah adanya dugaan pelanggaran UU nomor 5 tahun 1999 tentang Monopoli. Karena Penerbit Serikat Panca Karya Nusa (SPKN) selain memberikan dukungan & memberikan buku pada penyedia barang yang kemudian ditunjuk sebagai penyedia barang, ternyata Penerbit SPKN ini juga mengikuti proses pengadaan sebagai salah satu calon penyedia barang pada pekerjaan ini, sebagaimana bisa dilihat pada LPSE Sumenep pada harga penawaran paket pekerjaan ini.
Selain ada dugaan persekongkolan horisontal antar penyedia barang, dengan diketahuinya hal ini oleh panitia pengadaan dan pejabat pembuat komitmen (PPK) dari dinas pendidikan kabupaten Sumenep, tapi dibiarkan saja, maka ada dugaan terjadi pula persekongkolan vertikal. Dimana hal ini selain dilarang oleh UU nomor 5 tahun 1999 tentang monopoli, juga dilarang oleh Perpres yang mengatur pengadaan yang tertuang pada dokumen pengadaan dalam bab Pakta Integritas.
Untuk itu, perlu diselidiki, kenapa persekongkolan ini dibiarkan terjadi. Ada apakah dibalik itu?
LSM Wiraraja Bersatu, berharap Bupati Sumenep dan instansi terkait menyelidiki hal ini.
[Media_Nusantara] CALL for PAPER : Gerakan Masyarakat Adat dan Implikasinya pada Legislasi dan Putusan Pengadilan
CALL for PAPER : Gerakan Masyarakat Adat dan Implikasinya pada Legislasi dan Putusan Pengadilan
Seperti apakah perkembangan terkini dari gerakan masyarakat adat di tingkat nasional dan lokal di Indonesia? Dan seberapa jauh gerakan ini berpengaruh pada upaya reformasi hukum, baik yang dilakukan melalui jalur legislasi maupun peradilan?
Kami mengundang kawan-kawan untuk mengirimkan abstrak yang terkait dengan Gerakan Masyarakat Adat dan Implikasinya pada Legislasi dan Putusan Pengadilan. Informasi lebih lanjut dapat dilihat di http://afhi.epistema.or.id/?page_id=656 . Abstrak ditunggu hingga 25 Mei 2014.
Selain tema di atas, kawan-kawan bisa juga mengirimkan abstrak terkait dengan tema Victim Based Jusice, Keadilan di Ruang Pengadilan, serta Hukum Rakyat dan Keadilan Eko-Social, dan tema-tema yang lain yang ada di Panel "Keadilan Eko-Sosial: Dimensi Filsafat, Teori dan Konsep", Panel "Keadilan Sosial: Metode dan Pembelajaran dalam Pendidikan Tinggi Hukum" dan Panel "Keadilan Eko-Sosial: Realitas Hukum dan Gerakan Sosial di Indonesia".
Kegiatan ini merupakan rangkaian dari Konferensi Filsafat Hukum, yang akan dilaksanakan pada 2 – 4 September 2014 di Jakarta. akan ada 2 kegiatan besar, yaitu Konferensi Internasional (2 September 2014) dan Temu Ilmiah Tahunan AFHI (3 – 4 September 2014)
Untuk biaya, akomodasi dan detail kegiatan dapat dilihat di http://afhi.epistema.or.id/
Konferensi ini terselenggara atas kerjasama Asosiasi Filsafat Hukum Indonesia (AFHI), Epistema Institute, Universitas Bina Nusantara, Universitas Pancasila, Universitas Atmadjaya, Universitas Airlangga, KontraS, LEIP, STF Driyarkara dan HuMa
Reply via web post | Reply to sender | Reply to group | Start a New Topic | Messages in this topic (1) |
Jumat, 25 April 2014
[Media_Nusantara] Freeport Menang Voting, Indonesia Gagal Menarik Dividen - Freeport AS Panen Dividen Rp 24 Triliun, Untuk RI Nol Rupiah
Dahlan Iskan, Menteri BUMN, mengakui perwakilan pemerintah memang kalah voting dalam RUPS saat menentukan pembagian dividen (laba) PT Freeport Indonesia. Alhasil, Indonesia gagal mendapatkan hak dividen.
Perwakilan dari Kementerian BUMN dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Freeport Indonesia, menurut Dahlan, ternyata sudah meminta dividen. Namun saat voting, ternyata pihak Indonesia kalah suara. Sehingga, gagal mengantongi dividen.
"Mereka bisa mengambil keputusan tanpa kita, Karena saham pemerintah yang hanya 9,36 persen. Saat RUPS, Kementerian BUMN minta dividen. Tapi dia bilang tidak bisa, karena, ada keperluan. Lalu voting, Mereka yang menang," jelas Dahlan Iskan.
Dengan dalih untuk belanja investasi proyek baru tambang bawah tanah, maka RUPS PT Freeport Indonesia itu memutuskan tidak bisa membagikan dividen. Karena laba itu akan ditahan, untuk mendanai investasi proyek baru. Apalagi proyek yang juga berada di kawasan Papua, pulau Irian tersebut membutuhkan biaya besar, US$ 1 miliar per tahun.
Mengingat Pemerintah RI merupakan salah satu pemegang saham, Dede Ida Suhendra, Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Mineral Kementerian ESDM, mengusulkan sudah selayaknya Pemerintah menempatkan perwakilannya dalam jajaran direksi di PT Freeport Indonesia, .
Sehingga direksi yang mewakili Pemerintah RI. nanti bisa memantau apa saja yang sesungguhnya terjadi di Freeport. Bagaimana kinerjanya. Termasuk, apa rencana bisnisnya. "Sudah saatnya ada perwakilan pemerintah, supaya bisa dipantau dan tidak kejut-kejutan," ujar Dede Ida Suhendra.
Baru-baru ini, khalayak Indonesia ini dikejutkan oleh sikap Freeport. Mereka menikmati dividen di Amerika Serikat (AS), namun menolak menyetor dividen ke Indonesia selama dua tahun berturut-turut. (Baca: Freeport AS Panen Dividen Rp 24 Triliun, Untuk RI Nol Rupiah). Freeport McMoran membagikan dividen total sebanyak US$ 2,19 miliar (Rp 24,9 triliun) atau sekitar 84 persen dari labanya buat para pemegang saham di bursa saham Wall Street, New York.
Pembagian Itu merupakan nominal terbesar pembayaran dividen Freeport dalam tiga tahun terakhir. Uniknya, pembagian dividen itu terjadi justru saat pendapatan dan laba belasan anak usaha Freeport mencatat kinerja buruk di 2013. Padahal, hanya pendapatan dan laba PT Freeport Indonesia yang naik.
Pendapatan PT Freeport Indonesia pada tahun 2012 tercatat naik dari US$ 4,1 miliar menjadi US$ 4,4 miliar tahun 2013. Dari data kenaikan pendapatan itu terlihat laba kotor perusahaan penambang raksasa ini naik dari US$ 1,3 miliar pada 2012 menjadi US$ 1,5 miliar tahun lalu.
Hingga saat ini saham mayoritas PT Freeport Indonesia masih didominasi penuh Freeport McMoran dengan komposisi 90,64 persen. Pemerintah Indonesia hanya memperoleh sisa 9,36 persen saham Padahal sesuai amanat UU No 4 tahun 2009 tentang Mineral dan Batu Bara (minerba), semestinya negara menguasai saham mayoritas (minimal 51 persen) dalam setiap usaha tambang.
Kelemahan posisi tawar Indonesia dalam menghadapi Freeport McMoran hingga saat terakhir terlihat pada saat renegoisasi kontrak karya (KK). Pemerintah Indonesia ternyata hanya menawarkan opsi divestasi 30 persen saham saja (bukan 51 persen). Namun opsi Itu pun ditolak mentah-mentah oleh Freeport. Penambang asing ini hanya mau melepas maksimal 20 persen saham.
Freeport AS Panen Dividen Rp 24 Triliun, Untuk RI Nol Rupiah
di AS, Freeport bagikan dividen US$ 2,19 miliar (Rp 24,9 triliun). Tapi di RI tidak membagi dividen. Padahal, dari belasan anak usaha mereka, hanya PT Freeport Indonesia yang pendapatan dan labanya naik.
Freeport McMoran membagikan dividen US$ 2,25 per saham atau total US$ 2,19 miliar. Nominal tersebut jika dirupiahkan setara dengan Rp 24,9 triliun (kurs Rp 11.400/US$).
Tahun buku 2013, perusahaan raksasa tambang asal Amerika Serikat (AS) tersebut mampu membagikan sekitar 84 persen dari total labanya buat para pemegang saham mereka di bursa saham Wall Street, New York. Pembagian dividen akan dimulai pada awal Mei 2014.
Asal tahu saja, pembagian dividen Freeport di AS ini merupakan yang terbesar dalam tiga tahun terakhir. Padahal, secara keseluruhan pendapatan dan laba belasan anak usaha Freeport mencatat kinerja buruk di 2013.
Hanya PT Freeport Indonesia yang pendapatan dan labanya naik. Pendapatan PT Freeport Indonesia di 2012 mencapai US$ 4,1 miliar menjadi US$ 4,4 miliar di 2013. Sedangkan laba kotor dari US$ 1,3 miliar di 2012 menjadi US$ 1,5 miliar di tahun lalu.
Namun justru di Indonesia yang tidak ada pembagian dividen. Entah di negara-negara lokasi tambang Freeport lainnya, apakah bernasib sama dengan Indonesia atau tidak.
Rozik B Soetjipto, Presdir PT Freeport Indonesia, seperti dikutip dari Kontan, Kamis (17/4/14), mengatakan, selain Indonesia, tambang Freeport antara lain ada di Peru, Amerika Utara dan Afrika.
Alasan Freeport tidak membagikan dividen di Indonesia karena laba perseroan digunakan untuk investasi proyek baru. Proyek tersebut membutuhkan biaya US$ 1 miliar per tahun. "Lihat saja, investasi kami di 2013 lalu sebesar US$ 1,03 miliar. Bandingkan dengan keuntungan kami," kata Rozik kepada Kontan.
Sebelumnya, MS Hidayat, Menteri Perindustrian, juga menganggap wajar jika Freeport tidak menyetor dividen ke RI. Keputusan tidak membagi dividen ini sudah disepakati saat RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham), yang juga direstui perwakilan pemerintah. Dalam hal ini pastilah pihak dari Kementerian BUMN yang hadir mewakili.
"Dalam RUPS mereka ada porsi pemerintah Indonesia. Saya tidak tahu siapa yang mewakili Indonesia dalam RUPS, tapi bisa ditanyakan," kata MS Hidayat.
Untuk diketahui, meski bukan BUMN, Pemerintah RI memiliki saham sebesar 9,34 persen di Freeport Indonesia. Sejak dua tahun terakhir, Freeport tidak menyetor dividen ke pemerintah.
Reply via web post | Reply to sender | Reply to group | Start a New Topic | Messages in this topic (1) |
Kamis, 24 April 2014
[Media_Nusantara] (OOT) SETIAP PAGI KAMU DITEMENIN WIDI NODI [2 Attachments]
[Media_Nusantara] Tentang Stanley Greenberg dan Indonesia
Tentang Stanley Greenberg dan Indonesia
Diagram tersebut diatas bukan saja dangkal melainkan juga janggal secara logika. Utamanya adalah mengenai kolaborasi China (Intelijen), agen (pengusaha Riyadi), Politisi (Republikan), Greenberg (Kiri - Demokrat) serta memasukan unsur Evangelist dan Catholic semua untuk pencitraan seorang tokoh Indonesia yang rencananya akan dijadikan Presiden Boneka. Mengapa tidak logis? Karena unsur-unsur pendukung yang ditampilkan hampir semuanya berlawanan/beroposisi baik secara kepentingan maupun ideologi. Satu-satunya yang dapat menjadi faktor pengikat dari unsur-unsur pendukung proyek pencitraan tersebut adalah "persepsi ancaman" terhadap Islam yang merupakan agama mayoritas dianut bangsa Indonesia. Sehingga besar kemungkinan analisa dalam bentuk diagram diatas sengaja disusun untuk menarik perhatian umat Islam agar terbentuk persepsi tertentu terhadap salah seorang tokoh yang memiliki popularitas.
Kasus Lippogate sudah lama selesai, keluarga Riyadi tetap memiliki kekayaan yang signifikan dan memiliki hubungan baik dengan sejumlah tokoh penting di China. Anthony Salim cenderung apolitis dan jauh lebih profesional daripada Ayahandanya Soedono Salim dan lebih berkonsentrasi kepada Bisnis. Pat Robertson dari Partai Republik adalah politisi Evangelist yang dianggap aneh dan memiliki pandangan radikal terhadap non-Kristen da Kristen non-Evangelic mungkin ada hubungan dengan James yang belum lama pindah menjadi Evangelist, tetapi belum ditemukan bukti kepentingan Evangelist terhadap Jokowi, terlebih dalam diagram juga dimasukan faktor komunitas Katholik baik melalui Ahok maupun langsung ke Jokowi. Evangelist memiliki perbedaan mendasar dengan Katholik dalam hal organisasi dimana gereja Evangelist tergantung pada denominasi, sedangkan Katholik atau Katholik Roma memiliki hirarki organisasi yang dipimpin oleh Paus. Dalam hal penafsiran dan ajaran tentunya para penganutnya lebih memahami daripada saya.
Justru karena diagram tersebut diataslah menjadi suatu keyakinan bahwa propaganda @triomacan2000 terlalu dipaksakan dan belum matang untuk dipublikasikan menjadi polemik di tengah-tengah dunia sosial media. Andaikata Bung Triomacan belajar lebih teliti, tentunya akan dapat membangun suatu propaganda yang lebih baik dan meyakinkan.
Keempat, release hasil penelitian Greenberg Quinlan Rosner Research konon dilakukan "tertutup" namun kemudian dikutip sejumlah media massa. Pertanyaan selanjutnya tentu siapa yang melaksanakan survey tersebut di Indonesia? Tentunya membutuhkan pelaksana lapangan bukan? Pada tahun 1999 dan 2004, lembaga yang menjadi rujukan bagi AS tentang dinamika demokrasi di Indonesia adalah National Democratic Institute (NDI). Bahkan NDI juga membesarkan nama Presiden SBY bersama-sama survey yang dilakukan LP3ES yang kemudian akhirnya SBY menjadi presiden RI pertama yang dipilih langsung oleh rakyat Indonesia. NDI sudah memiliki jaringan yang bagus di Indonesia dan mungkin satu-satunya lembaga yang dibiayai oleh Pemerintah AS dan memiliki misi demokratisasi di seluruh dunia. NDI juga tercatat memiliki kerjasama erat dengan Greenberg Quinlan Rosner Research di berbagai negara. Apakah NDI yang melaksanakan survey Greenberg ataukah Greenberg yang mengklaim memiliki jaringan di seluruh dunia yang melaksanakannya sendiri belum dapat kami pastikan.
Misalnya dalam kasus Greenberg.
Intisari berita adalah Pada sekitar September 2013 Greenberg membuat laporan survey yang menujukkan elektabilitas Jokowi tertinggi.
Opini oleh pendukung Jokowi adalah :
- "Bukti survey lembaga asing yang kredibel yang tidak mungkin direkayasa semakin meningkatkan kepercayaan rakyat Indonesia."
- "Wajar bila survey lembaga asing hasilnya sama dengan survey-survey lembaga survey Indonesia"
- "Pengakuan asing terhadap Jokowi semakin bertambah karena Greenberg Research yang berhasil menjadikan sejumlah tokoh di berbagai negara menjadi Presiden ternyata juga membuat survey tentang popularitas Jokowi sebagai Capres."
Opini oleh pihak Anti-Jokowi adalah :
- "Greenberg Yahudi merekayasa seluruh pencitraan Jokowi"
- "Kospirasi Yahudi-Kristen-China dalam rekayasa popularitas Jokowi ternyata sebuah kebohongan yang memuakan rakyat Indonesia.
- "Ternyata ada pihak-pihak tertentu yang menyewa Greenberg untuk rekayasa pencitraan Jokowi melalui berbagai media dan survey."
Reply via web post | Reply to sender | Reply to group | Start a New Topic | Messages in this topic (1) |