Senin, 17 Maret 2014

[Media_Nusantara] ANATOMI PRESIDEN RI 1-7

 

ANATOMI PRESIDEN RI 1-7

Oleh: Christianto Wibisono

Hari Senin 1 April saya menyampaikan kajian Institute Kepresidenan Indonesia (IKI) berthema ANATOMI PRESIDEN RI 1-7 kepada Presiden Yudhoyono.  Kajian ini mempelajari profil dan anatomi kebijakan presiden RI sejak Proklamator Bung Hatta sampai incumbent Presiden Yudhoyono.  Dilakukan swot analysia, kekuatan dan kelemahan,kelebihan dan kekurangan, kinerja positif dan blunder fatal yang mengakibatkan jatuh bangunnya  para presiden secara obyektif.  Masyarakat  sekarang memerlukan "recruitment  agency atau headhunter" mencari capres 7 yang terbaik untuk memimpin  nation state Indonesia yang akan memasuki  usia 70 ditahun 2015  pasar regional ASEAN terbuka

Executive Road Map Presiden ke-7 memberikan bekal kepada capres belajar menghindari kesalahan pendahulu dan melanjutkan keberhasilan mereka. Para capres itu bisa menyimak betapa semua presiden sebetulnya nyaris bisa memperoleh Hadiah Nobel tapi menyia nyiakan karena menjalankan kebijakan yang menganulir kinerja positifnya.  Seandainya  Bung Karno tidak terpaksa melakukan konfrontasi dengan Malaysia maka ia layak dapat Nobel karena memperoleh kembali Irian Barat secara damai dengan Belanda. Justru konfrontasi  Malaysia yang dipakai untuk mempersatukan TNI danPKI, berakhir dengan perang saudara TNI vs PKI yang berakibat Bung Karno lengser. SBY (sendiri maupun berdua JK) layak dapat Nobel Perdamaian karena  perdamaian Helsinki dengan GAM. Tapi tiga minggu sebelum pengumuman, Tibo di eksekusi meskipun ada surat protes dari Uni Eropa. Seminggu menjelang pengumuman Polycarpus dibebaskan dari tuntutan kasus Munir. Maka hadiah Nobel melayang ke Mohamad Junus dari Grameen Bank Bangladesh.

Hukum besi ekonom berlaku tidak peduli ideology atau latar belakang presiden yang berkuasa. Rakyat Indonesia sudah sering "dirampok daya belinya" dengan tindakan moneter mulai dari gunting uang, sanering, devaluasi dan krismon 1998. Menteri Keuangan Syafrudin Prawiranegara dibawah  Perdana Menteri Mohamad Hatta dari kabinet RIS menggunting uang tahun 1950. Presiden Sukarno hanya kepala negara.  Kemudian  Bung Karno menjadi PM Kabinet presidensial menurut UUD 1945 dan Ir Djuanda, tehnokrat tidak berpartai jadi Menkeu didampingi Menteri Muda Notohamiprojo, tokoh  AJB Bumiputera 1912. Agustus 1959 uang  kertas Rp.1000 dan Rp. 500 diturunkan nilainya jadi 10% hanya Rp. 100 dan Rp.50 sedang simpanan bank diatas Rp.25.000 dibekukan diganti obligasi jangka panjang.

Ketiga kalinya Bung Karno mengumpulkan kabinet di Cipanas dan 13 Desember 1965 mengganti Rp.1000 uang lama dengan Rp.1 uang baru serta menaikkan bensin. Menkeu waktu itu adalah Sumarno, ayahanda Rini Suwandi (menperindag era Megawati)  dan Gubernur Bank Sentralnya Yusuf Muda Dalam yang akan diadili karena korupsi. Sanering itu memicu demo  Tritura yang digerakkan Soeharto dan Sarwo Edhie 10 Januari dan Bung Karno terkena keris empu Gandring Supersemar 11 Maret 1966 akan ditikamkan kepada dirinya oleh Soeharto.

Soeharto melakukan 4 kali devaluasi oleh  Prof Ali Wardhana (Mafia Berkeley) 1971 dan 1978 serta  ekonom Rotterdam Radius Prawiro 1983 dan1986.Setelah itu malu dan kapok setiap kali pidato mengatakan tidak akan ada devaluasi ternyata tetap saja devaluasi. Ketika Maret 1988 Sumarlin menggantikan Radius, Soeharto wanti wanti boleh jungkir balik asal jangan devaluasi. Maka tahun 1990 Sumarlin melakukan Gebrakan politik uang ketat suku bunga overnight triple digit untuk tidak  devaluasi. Sumarlin harus menggebrak karena Perang Teluk mengganggu ekonomi dunia. Karena  kurs mata uang tidak bisa dimanipulasi oleh siapapun termasuk oleh Jepang, AS maupun RRT.   Semua menceminkan kekuatan riil.

Ketika krismon Juli 1997 mulai merebak dari Thailand saya menelpon Gubernur Bank Indonesia dari Portland AS. Saya katakan bahwa ,jika kita memakai perhitungan linear sejarah devaluasi kita maka kurs Rp.2.250 Juli 1997 itu sudah overvalued dan harus disesuaikan apalagi jika ekonomi kita memang secara riil tidak sekuat kurs yang "artificial "itu. Maka saya langsung mengusulkan "Mas devaluasi rupiah saja jadi 5.000 per 1 US$ itu kan sudah menyerah 100%. Ketika mengusulkan itu saya didukung oleh data PDBI dan fakta pengaruh speculator kaliber Soros yang pada 1992 mengalahkan Bank of England dan poundsterling Inggris secara mengejutkan.  Resep itu baru akan dipakai akhir Februari 1998 dengan memanggil Steve Hanke, Tapi sudah sangat terlambat dan batal karena IMF mengancam  akan cabut bantuan bila Soeharto memaksakan CBS kurs rupiah jadi 5.000 Tapi sejarah dan Tuhan kadang kadang memang tidak bisa dipengaruhi oleh bisikan pakar karena Soeharto memang harus lengser akibat krismon.

Pendulum kebijakan Presiden juga sangat ekstrem dari liberal ke etatisme dan balik ke neolib semuanya secara sembarangan serampangan dan sentimental. Tahun 1957 kita menyita perusahaan Belanda yang harus dikembalikan tahun 1967. Tahun 1985 Presiden Soeharto meng"outsource" BeaCukai ke perusahaan multinasional SGS dari Swiss . Ini adalah embahnya liberalisme. Tapi Soeharto merasa dia adalah Sultan Agung yang memperalat VOC.Otonomi Daerah diberikan kepada  Bupati Walikota. Ini juga embahnya federalisme yang di AS dan Jerman saja tidak terjadi,  otonomi hanya ditingkat satu (gubenur negara bagian) bukan ditingkat dua (county). Politik luar negeri lebih runyam lagi. Gratisan anti komunis malah korban jutaan jiwa perang saudara TNI vs PKI.  Solider dengan Arab melarang Israel ikut Asian Games IV 1962 di Jakarta.  Tapi terisolasi diskors dari Olimpiade Tokyo sedang negara Arab malah lenggang kangkung tetap bertanding di Tokyo 1964 (tentu saja bersama Israel).

Salah satu peluang  penting yang hilang ialah ketika Soeharto sebagai Ketua Gerakan Non Blok berpeluang menjadi jurudamai Israel Palestina. Karena PM Yitzak Rabin sowan ke Cendana dan pada Sidang Umum PBB. Seandainya Soeharto mendamaikan maka RI  akan dapat hadiah Nobel karena mendahului  Perdamaian Oslo.

Selasa 3 April saya bertolak ke AS untuk memantau Sidang Bank Dunia/IMF serta kenekadan KPK memeriksa Sri Mulyani didepan hidung ICSID. Pemegang saham bank Century Rafat tentu siap memakai interogasi KPK itu sebagai tambahan dalih penguatan gugatan mereka. Agar Pemerintah RI dihukum memberi ganti rugi kepada dirinya yang mengklaim telah dilanggar HAMnya dengan penyitaan banknya. Apakah elite Indonesia DPR BPK KPK sadarbahwa bila Sri Mulyani diinterogasi didepan hidung ICSID, hal itu tidak membekali Rafat dan Warraq dengan amunisi untuk memojokkan dan melemahkan pemerintah RI serta memperkuat tuntutan ganti rugi kepada pemerintah RI. Suatu bunuh diri elite Indonesia yang berperang Bharata Yudha, ditengah gugatan warga asing di  dua mahkamah ICSID dan OKI.

Saptu 6 April Presiden mengumumkan niat membuka konvensi capres  Partai Demokrat untuk menemukan capres terbaik . Saya bersyukur idee headhunter IKI ber-resonansi dan masyarakat dapat mengajukan capres 7 yang terbaik sesuai dengan tantangan yang dihadapi Presiden ke-7 RI.
Mengantisipasi pemilihan free for all capres 7, IKI menyiapkan kriteria tantangan yang dihadapi oleh capres 7.

Tujuh misi relevan yang  mereka harus kuasai dan memahami Geo filosofi,Geopolitik, Geoekonomi, Geoetika, Geotech serta berjiwa besar untuk berdamai dengan diri sendiri dan masa lalu bangsa Indonesia melalui Rekonsiliasi Nasional dan menerapkan asas Meritokrasi putra putri terbaik ditempat terrepat the right men in the right places. Diringkaskan menjadi Sebuah Septagon yang sebetulnya merupakan pengejawantahan nilai nilai Pancasila serta kiat praktis metode mengoptimalkan dan mengkapitalisasikan modal sosial nasional kita yang  selama ini tidak terkelola secara optimal. Karena factor penyakit budaya politik  Ken Arok yang hanya memungkinkan Machiavelisme sebagai pemegang kuasa serta mengabaikan mereka yang berkenegarawanan tapi tidak cukup tega untuk menjadi Ken Arok.

Itulah Pancasila in action, yang relevan dan valid untuk abad XXI

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar