Selasa, 29 Oktober 2013

[Media_Nusantara] MODUS 'MANIPULASI' DATA DPT PEMILU 2009 & 2014

 

MODUS 'MANIPULASI' DATA DPT PEMILU 2009 & 2014

BY @TrioMacan2000

Eng ing eeng …kita bongkar lagi modus manipulasi hasil pemilu /pilpres 2014 yad hasil diskusi dgn mantan anggota KPU. Pertama, lihatlah apa yg sdg terjadi pada proses tahapan2 pemilu 2014 sekarang. Apa yg sedang diributkan oleh KPU, partai dan pemerintah. Mereka sibuk meributkan penetapan Daftar Pemilih Tetap (DPT) dimana telah ditemukan 65 juta data yg tdk sinkron antara KPU dan Pemerintah. Dari 65 juta data DPT tsb katanya kini hanya tinggal 5 juta data pemilih yang belum sinkron. Atas dasar itu KPU menunda penetapan DPT. Apakah kisruh dan kemelut DPT yang berakibat pada penundaan penetapan DPT itu substatif ? Penting dan urgent ? Jawabnya : TIDAK !!. Lho knp tidak subtantif ? kenapa tdk penting dan tdk urgent ? Lha iya donk ..wong semua kewenangan penetapan DPT tsb bukan pada KPU. Sesuai UU No. 8 tahun 2012 tentang PEMILU, penetapan DPT itu adalah kewenangan penuh dari KPUD Kabupaten /Kota ! (Pasal 38 UU No. 8/2012). Lalu kenapa KPU mau mengambil peran dan kewenangan KPUD Kab / Kota yg sdh diatur oleh UU itu ? Aneh bin nyata ..waspadalah !

Berdasarkan UU Pemilu, UU otda, UU Pemda dan UU lainnya, instansi yang paling berwenang dan tahu jmlh penduduk/pemilih adalah Kab/Kota. Itu sebabnya UU Pemilu pasal 38 tegas mengatakan bahwa KPUD Kab /Kota yg melakukan penyusunan dan penetapan DPT. Bukan KPU. KPUD Propinsi dan KPU Pusat tugasnya hny menerima penetapan DPT dari Kab/Kota utk direkap jumlahnya dan umumkan secara propinsi/nasional. KPU juga tidak berwenang mengkoreksi atau membatalkan nama2 pemilih yg tercantum di DPT yg sdh ditetapkan oleh KPU Kab/Kota. Kenapa demikian? Karena KPU tdk tahu persis mana data pemilih di DPT yg benar. Jgn asal coret atau asal nambah. Bahaya.

Tidak jaminan dan mekanisme kontrol KPU yg bisa memastikan KPU mencoret nama pemilih yg benar2 fiktif, double atau salah/keliru. Sebaliknya tidak ada jaminan bhw data baru yg ditambahkan KPU ke DPT yg sdh ditetapkan KPUD adalah data yg benar. Bukan fiktif. Jadi, kesalahan pertama yg sangat fatal adalah sikap atau tindakan KPU terkait penetapan DPT adalah keliru, salah, langgar UU no.8/2012. Sekali lagi …penetapan DPT adalah kewenangan KPUD Kab/Kota. Bukan KPU. KPU hanya rekapitulasi DPT dari seluruh Kab/Kota saja.

Lalu kenapa elit2 partai, KPU dan Kemendagri / pemerintah pusat ributkan DPT ? Tak jelas motifnya. Tdk tahu UU atau ada hidden agenda. Hidden agenda terutama dari KPU dan Pemerintah. Patut dicurigai. Utk apa habiskan waktu bahas data yg salah? Kenapa tdk ke KPUD saja?

Potensi manipulasi kedua yg dpt dilakukan oleh KPU adalah kisruh EKTP. Progam yg sgt bagus tapi ditumpangi korupsi dan manipulasi pemilu. Penerbitan EKTP palsu/fiktif diduga sampai 100 juta sangat rawan digunakan sebagai suara siluman utk menangkan partai/capres tertentu. Bgmn modusnya ? Sangat mudah. Karena ada ruang utk penambahan DPT melalui DPT khusus / susulan utk para pemilih yg tdk/luput terdaftar. Syaratnya cukup dgn bawa KTP / EKTP ke PPS TPS setempat. Jika namanya tdk tercantum, dia bisa gunakan hak pilihnya. Siapa yg bisa menjamin EKTP palsu (fiktif) atau EKTP yg belum diserahkan warga yg berhak akan digunakan utk manipulasi suara. Modusny?. Modusnya banyak banget..

1. Dgn gunakan org (seolah2 blm gunakan hak pilihnya)

2. Data EKTP/ KTP digunakan sbg dasar tambahan suara palsu.

3. Penyalahgunaan KTP yg dikembalikan warga karena sdh terima EKTP, siapa yg bisa menjamin tdk akan disalahgunakan pihak tertentu?

4. Pemalsuan KTP pada 2009 sdh pernah terjadi, sebanyak 18 juta KTP palsu yg artinya 18 juta suara palsu. Hny dgn ubah NIK, nama, dst

Dulu 18 juta suara dari KTP Palsu disisipkan ke DPT propinsi2. Utk propinsi padat, mark up 1 juta. Propinsi sedang 750.000 pemilih palsu. Itu sebabnya, IT KPU Pemilu/ pilpres 2009 berbeda dgn 2004 dimana IT KPU 2004 bisa diakses publik langsung ke hasil pemilihan di TPS. Sedangkan IT KPU 2009 tdk bisa diakses sampai ke hasil TPS, melainkan hanya hasil di Kabupaten / Kota saja.

Siapakah yg memegang rahasia hasil TPS seluruh Indonesia di KPU 2009 ? Namanya Andi Nurpati. Itu sebabnya AN diamankan dgn segala cara. Bgmn modusnya dulu ? 1. IT KPU 2009 yg digunakan adalah IT yg berkapasitas kecil sehingga jebol/hang ketika diinput jutaan suara. Setelah IT KPU hang/jebol, barulah para oknum beraksi mengutakatik hasil pemilu yg sebenarnya dgn hasil yg diskenariokan. Masuklah 18 juta suara pemilih palsu yg menguntungkan partai/ capres tertentu. 18 juta suara siluman yg jd penentu hasil pemilu/pilpres. IT KPU 2009 tdk pakai sistem multiscreen sehingga sulit sekali menyisir suara2 dari indentitas palsu dgn search by NIK, name or address. Itulah kelemahan utama IT KPU 2009. Yakni tdk bisa akses sampai pada hasil di TPS, tdk multiscreen, kapasitas diperkecil & rekayasa IT. Modus manipulasi hasil pemilu / pilpres 2009 pasti tdk akan digunakan lagi pada 2014. Modusnya lebih canggih dan lebih mengerikan !

Protes2 elit partai pada hari ini terkait kisruh DPT lucunya tdk disertai dgn data pembanding utk membuktikan data KPU & Depdagri salah. Sehingga yg terjadi saat ini antara KPU - Pemerintah - Partai hanyalah debat kusir belaka. Seharusnya Partai2 bawa tim ahli yg kompeten. Jika pemilu /pilpres 2014 msh seperti 2009 maka pemenang pemilu/ pilpres adalah partai/presiden siluman karena menang dari suara siluman

Cukup 2 modus utama kecurangan pemilu/pilpres yang kami bongkar pada kultwit ini. Nanti kita lanjutkan dgn modus 3,4,5 dst…inga ..inga !

Pemilu/pilpres 2009 yg jurdil akan menjadi faktor utama terbina dan terjaganya situasi dan kondisi sospol dan keamanan yg kondusif. Kecurangan pemilu/pilpres 2014 akan menjadi faktor utama meletuskan gejolak sosial politik yg menyulut kerusuhan, huruhara dan revolusi. Tahun 2009 PD dan SBY bisa menang karena banyak faktor. Salah satunya adanya 18 juta suara pemilih palsu alias siluman, 18 juta suara siluman itu masuk ke perhitungan suara melalui pengadaan 18 juta KTP palsu yg kemudian dimasukan nama2nya dalam DPT, 18 juta suara palsu itu didistribusikan secara merata ke seluruh propinsi di Indonesia. Propinsi padat disisipi 1 juta pemilih palsu, Propinsi padat itu seperti Jawa barat, Jawa Timur, Jawa Tengah. Sedangkan propinsi sedang seperti Sumut, DKI, Yogya, Bali, banten, 750 ribu, Propinsi2 yg penduduknya tdk terlalu padat, disisipi 300-500 ribu suara palsu dari NIK dan indentitas KTP palsu yg dibuat oknum pemerintah

Di DKI contohnya ditemukan 50.000 pemilih palsu hasil sisiran sebuah partai politik yg punya staf ahli IT KPU, Modus pemalsuan KTP yg jadi database pemilih palsu itu adalah dgn mengganti ujung NIK (nomor induk kependudukan) KTP asli, Misalkan NIK : 09.5306.010170.0010 diganti ujungnya menjadi 0011, 0012, dst sampai 0999. Namanya tetap sama, Agar tidak ketahuan, mendagri saat itu Mardiyanto ditugaskan mengamankan dibantu dgn timses khusus dan KPU.

Tanpa pengecekan secara silang antar DPT TPS melalui sistem IT, maka kecurangan ini tdk akan diketahui. Karena KTP Palsu tsb tersebar di TPS, Pengecekan hanya melalui dokumen rekap hasil suara C-1 atau D-4 tak akan bisa membuktikan telah terjadinya mark up DPT dan hasil suara. Selain modus utama dgn rekayasa / ubah NIK pada satu KTP asli yg lahirkan ratusan KTP dan pemilih palsu, juga rekayasa nama dan alamat, Sehingga mustahil bisa ditemukan bukti utk seluruh /total pemilih palsu yg sdh disisipkan di DPT dan hasil rekapitulasi suara

Pada pemilu 2009, semua pihak yg terlibat dlm tabulasi suara nasional pasti ingat peristiwa jebol atau hang nya IT KPU Pusat. Itu disengaja, Kapasitas IT KPU 2009 awalnya sengaja diperkecil agar ketika masuk suara nasional dlm jumlah agak besar secara bersamaan, IT otomatis hang, Ketika IT KPU hang/jebol (kalau tdk salah saat masuk suara dari sulsel), saat itulah oknum2 mengutak atik IT KPU dan input data palsu, Itu sebabnya suara PD bisa naik drastis 300% dari hanya 7% menjadi 21%. Modus sama ketika SBY bisa raih 63 juta suara dlm pilpres

Hanya sedikit sekali pihak yg mampu sisir suara palsu jika digunakan penyisiran manual. Bisa botak kepala dan nanar tuh mata hehe, Beda jika penyisiran suara palsu dilakukan dgn cross check (periksa silang) dgn tampilkan hasil perhitungan suara antar TPS dan DPT antarTPS, Dgn penyisiran metode kombinasi by name by NIK antar TPS akan ketahuan bhw pada TPS yg berbeda ditemukan pemilih yg sama, Namun, pihak luar tidak bisa lakukan penyisiran hasil suara di TPS2 yg berbeda krn pada 2009, IT KPU menutup akses utk bisa lihat hasil TPS, Padahal pada pemilu 2004, KPU meyediakan akses pada IT KPU utk bisa akses sampai pada hasil perhitungan suara di TPS. Kenapa 2009 beda? Aneh bin nyata bhw IT KPU 2009 membatasi akses publik hanya sampai hasil perhitungan suara kabupaten / kota saja. Why why why oh delila ..

Nah, siapa anggota KPU 2009 yg paling bertanggungjawab thdp penetapan pembatasan akses publik hny sampai hasil suara di Kab /kota saja? Siapa anggota KPU yg kolusi dgn oknum penguasa dan partai PD saat itu ? Silahkan cari, seret dan gantung mereka sampai mati ..pengkhianat !

Oknum KPU itu adalah pengkhianat demokrasi yg memungkinkan suara siluman masuk dan menghasilkan partai dan presiden pemenang siluman, Jadi kalau bangsa dan negara saat ini hancur ya wajar saja. Wong partai dan presiden pemenangnya adalah siluman. Menang dari suara siluman,

Bagaimana cara pengamanannya yg lain? Paling utama adalah dgn membentu opini dan persepsi publik. 1) iklan besar2an hasil survey bayaran, Hasil survey bayaran itu selalu sebutkan bhw partai ini akan menang 17-22%. Berita ini terus dimuat di media2 berulang2 kali, terus menerus, Demikian juga utk hasil pilpresnya..selalu disebutkan cukup satu putaran dgn prediksi hasil pilpres 60-67%. Ditanamkan ke kepala rakyat, Opini dibentuk, persepsi publik dibentuk. Ditanamkan di alam bawah sadar rakyat dan elit tanpa mereka /kita sadari, Sehingga ketika hasil pemilu/pilpres yang telah direkayasa itu ditampilkan ke publik, alam bawah sadar kita sdh dapat menerimanya. Klop !

Untuk memastikan hasil pemilu/pilpres 2009 sesuai dgn skenario, strategi2 tadi juga diperkuat dgn money politics. Pasukan khusus penyebar soekarno - hatta (Rp. 100.000) pun turun ke daerah. Jawa barat, jawa tengah, jawa timur kebagian min. 500 milliar, Untuk Sulawesi sedikitnya 50 miliar / propinsi dikucurkan. Uangnya dibawa naik pesawat hercules. Serangan fajar dilakukan. Di Aceh jgn ditanya lagi. Dgn bantuan partai lokal, kombinasi uang, rekayasa IT, teror menjadi formula sukses besar sampai 70% suara, pemilu/pilpres 2009 lalu. 18 juta suara palsu, money politics dan bajak IT KPU

Bgmn dgn pemilu 2014 yad ? Modusnya pasti lebih canggih dan lebih memastikan kemenangan bagi penguasa dan partai penguasa, Dengan 100 juta EKTP palsu, dgn KTP lama yg tdk dimusnahkan dan NIK /namanya bisa disisipkan di DPT, dgn rekayasa IT KPU dan kolusi dgn KPU, Siapa terduga otak pelaku kolusi KPU dgn penguasa? Sebut saja HGN yg sdh dikenal sbg agen antek asing, pelaksana AWS di RI. Waspadalah

Antisipasilah kecurangan melalui manipulasi pada tabulasi suara nasional, mark up DPT, penyalahgunaan form DPT khusus, C1, D4 dst.. Antisipasi siapa yg menjadi ahli IT KPU, siapa saja yg bisa mengakses IT KPU tsb. Dan ingat ada pertemuan agen mossad dan oknum penguasa. Pertemuan agen mossad & oknum penguasa di Spore ini terjadi pada awal tahun ini dan sdh dikonfirnasi kebenarannya oleh beberapa elit partai Salah satu hasil rapat rahasia tsb adalah mossad memastikan kemenangan utk partai dan capres tertentu. Bgmn caranya? Diduga via IT KPU

Indikasi kuat atau bukti nyata telah terjadinya manipulasi suara pemilu/pilpres itu mudah dilihat. Perhatikan sj tingkat partisipasi pemilu, Jika partisipasi pilkada2 hanya sekitar 45-60%, maka partisipasi pemilu/pilpres mendadak bisa 87-93%. Apa artinya ? Tingkat partisipasi pemilu/pilpres yg melonjak naik drastis itu bukan karena hampir seluruh rakyat ikut memilih. Tingkat partisipasi pilkada rendah bukan karena banyak golput. Bukan. Tingkat partisipasi pilkada adalah refleksi riel jumlah pemilih

Asumsikan saja golput pada pilkada 10-15%, maka jika tingkat partisipasi pemilu/pilpres seharusnya hny 55-75%. Ada selisih 20-30% suara, Margin 20-30% suara inilah yg sebenarnya adalah suara siluman dari pemilih siluman yg disisipkan di DPT dan jadi suara tambahan, Jika pemilih RI tercatat 170 juta maka akan ada 34-51 juta suara palsu yg siap utk didistribusikan ke partai (partai2) dan capres tertentu

Salah satu modus kecurangan pemilu/pilpres 2014 boleh jadi adalah dgn dibuatnya kerjasama KPU - Lemsaneg RI. Waspadalah, Para elit sesungguhnya sudah paham apa itu lemsaneg RI dan siapa yg menjadi kepala lemsaneg saat ini hehehe ... Nah, kembali ke pidato presiden SBY eh ketum PD. Beliau yakin PD akan kembali menang besar dan capres PD akan terpilih kembali, Kami sdh paham benar bgmn kehebatan SBY dlm menyusun dan menjalankan strategi politiknya. Luar biasa. Komprehensif, terukur, terjamin hehe, Strategi SBY terbukti mampu kooptasi KPK, perlemah kejaksaan dan polri, hancurkan MK utk dikendalikan, kriminalisasi somebody dst dst. Strategi SBY terbukti berhasil kecohkan siapa Bunda Putri, hancurkan PKS, menyusul golkar, PDIP, PPP, Gerindra dan Hanura..wait n see, Strategi SBY berhasil jebloskan Rudi Rubiandini, selamatkan Ibas, ani dan kroni2 cikeas /istana dari jeratan delik suap dan korupsi

Strategi SBY luar biasa, namun mudah terbaca oleh kami, para ronin penjaga negeri ini … we knew what you did last summer hehe And the most important thing is …we know what you will do next season hehehe … we 'll pay full attention for this time ..keep our promise

Ok. Cukup sekian dulu…mari kobarkan semangat revolusi. Sesungguhnya perjuangan kita lebih berat karena musuh kita adalah bangsa kita sendiri

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar