Jumat, 27 Januari 2012

[Media_Nusantara] KRONOLOGIS KISAH NYATA - PROYEK SANDERA GAGAL

Kronologis Kunjungan Ke Kec Hanau Kab Seruyan Kalteng

Tanggal 25 Januari 2012 Jam 15 Gub Kalteng Agustin Teras Narang memimpin MUSYAWARAH adat di rumah bentang yang dihadiri oleh wakil RAKYAT Seruyan dan Kotim dan semuan jajaran dinas dan BPN dihadiri juga wakil perusahaan. Kami sebagai Tim Advokasi yang didatangi oleh 28 orang perwakilan adat Dayak juga diundang oleh Gub.

Bimo,  Bagian perizinan Group Best Agro Internasional tidak punya kapasitas untuk menjawab mewakili perusahaan. Sehingga musyawarah adat dayak yang sungguh serius tulus ikhlas penuh kekeluargaan bagaikan bicara kepada hantu. Ini pelecehan terhadap musyawarah Adat yang dipimpin oleh Presiden Masyarakat Dayak- (Gubernur Kalteng) krn Bimo tidak punya kapasitas atas nama PT.

Presiden Masyarakat Dayak (Agustin Teras Narang) menjanjikan solusi dalam waktu 30 hari. Teras Narang berjanji menyelesaikan sengketa lahan Tanpa Ada Dusta dan itu disaksikan oleh alam. Sumpahnya kepada alam. Tidak main2.

Hanya 5 menit setelah keluar dari kantor gubernuran kami tim advokasi makan di restoran Yakuwi yang jaraknya hanya 500 meter dari kantor gub. Tiba2 ada Polisi yang mengaku penyidik Polda Kalteng mau menangkap Budi Yardi (anggota DPRD Kab Seruyan yang DPO Polda Kalteng krn membela rakyat). Padahal baru 5 menit sebelumnya gubernur telah menjamin keamanan dan keselamatan Budi Yardi.
Ini jelas ada upaya melecehkan niat mulia Gubernur. Orang yang mengaku penyidik Polda, ybs menunjukkan surat izin pemeriksaan Budi Yardi yang ditandatangan Guberur tanggal 23 desember 2011 dilaminating. Dengan gaya sok kuasa mau menangkap Budi Yardi. Kami tanya mana surat tugas penangkapan dan siapa yang memberi instruksi, dia tidak mau jawab malah marah2. Mengaku bernama Munawarman, namun setelah kami telepon  Wakapolda Kalteng dan juga Dir Krimsus Polda Kalteng tidak ada nama itu. Padahal naik mobil polisi. Model lempar batu sembunyi tangan. Menggunakan preman atau LSM binaan agar Polisi bisa cuci tangan seolah tidak terlibat alias istilah oknum. 

Kami segera menelepon Gub melaporkan kejadian dan meminta Gub menjamin keamanan Budi Yardi. Gub menjamin. Budi Yardi dan sebagian tim tinggal di Palangkaraya untuk acara lanjutan dengan Sekda esok harinya. 
Sementara itu sebagian lagi dari kami pukul 8pm berangkat ke Seruyan dari Palangkaraya Raya dengan rombongan dua mobil. Mau menghadiri undangan rakyat Seruyan yang perwakilannya kemarin minta tolong ditemani mengadu ke DPR dan DPD. Pukul 4 dini hari kami sampai di Kecamatan Hanau Kab Seruyan.

Esok harinya jam 9 pagi Rakyat Seruyan tatap muka dan dialog bersama Tim Advokasi pimpinan Mayjen Saurip Kadi di aula pertemuan di desa Pembuang I kecamatan Hanau Kab Seruyan. Dihadiri lengkap oleh beberapa anggota DPRD Seruyan, Kapolsek Hanau, Danramil Hanau dan Camat Hanau serta rakyat berjejal memadati gedung pertemuan. Rakyat Seruyan antusias mengadu kepada Saurip Kadi yang menyampaikan janji Gub.

Ketika Ray Sahetapy selesai memainkan seruling tiba tiba masuk kepala desa pembuang yang marah marah katanya panitia tidak minta izin. Padahal semua jajaran Muspika ada disitu. Kelihatan sekali rekayasa dimulai. Lalu Kapolsek mengiba-iba agar acara dibubarkan konon kata Kapolsek akan ada seribu rakyat mau mendatangi tempat acara dan potensi bentrok. Lalu kami diminta segera meninggalkan Seruyan dengan dikawal karena keamanan kami terancam. Tim Kami mjawab dengan santai: "janganlah mengajari buaya berenang. Hentikan cara-cara Orba yang mengadu domba rakyat. Kami mau santai makan dulu dan tidak perlu dikawal". Lalu kami menuju rumah kediaman Budi Yardi.

Di rumah Budi Yardi, Kapolsek kembali mendatangi kami dan sekali lagi menyampaikan bahwa dapat tugas dari Kapolda untuk segera mengamankan tim kami keluar dari Seruyan. Bahkan Kapolsek meminta Mayjen Saurip Kadi untuk bicara lewat telepon dengan Kapolda. Tapi Mayjen Saurip Kadi menolak: "Tidak perlu itu, Dik. Tidak ada itu semua. Itu kan dulu kerjaan saya waktu Letnan dua jaman Orba. Kok masih saja dilanjutkan. Bilang sama Kapolda ya". Tim kami tetap pada pendirian tidak ada itu rakyat aneh-aneh dan kami tidak perlu dikawal.

Setelah makan siang kami siap meluncur pulang melalui Sampit untuk terbang ke Jakarta. Sekali lagi, Niat mulia Gubernur Kalteng (Preiden Masyarakat Dayak) dilecehkan oleh ulah aparat dan provokator (LSM binaan polisi) dengan menghadang rombongan mobil tim advokasi. Dihadang LSM dihadapkan Kapolsek, Danramil dan Camat. Kami sadar rekayasa ternyata berlanjut.

Kelihatan sekali, Rakyat yang diorganisir LSM binaan aparat dan perusahaan rencananya akan dibentrokkan dengan massa pendukung Budi Yardi (anggota DPR yg di DPO karena membela rakyat). 

Ray Sahetapy di mobil depan turun duluan dan diikuti oleh mobil Mayjen Saurip Kadi menuju kerumunan rakyat. LSM kelihatan sekali menyerukan kalimat-kalimat yang memancing kemarahan, namun karena kami yakin rakyat itu cerdas maka dialog pun terjadi dan pihak LSM tidak bisa lagi mau plintar plintir. Tadinya LSM mengarahkan tim untuk masuk ke ruangan yang dimonopoli oleh LSM dan Rakyat disuruh tunggu di luar. Namun tim sudah paham cara2 teror semacam itu dan segera Tim malah berbaur ke rakyat dan berdialog dengan rakyat. Dan rakyat TERBUKTI  cerdas dan berhati nurani.

Rakyat yang awalnya diprovokasi oleh LSM binaan aparat dan perusahaan, malah berbalik tepuk tangan dan menyalami tim advokasi bahkan mengelu-elukan Mayjen Saurip Kadi. Banyak yang cium tangan dan menangis setelah mendengarkan dialog dengan sang Jenderal. Untung tim kami ada wartawan foto n cameramen. Sehingga seluruh kejadian direkam.

Rekayasa aparat dan perusahaan utk menyandera tim advokasi yg diundang Gubernur Kalteng berbalik menjadi Forum Mengelukan Tim Mayjend Purn TNI AD Saurip Kadi sebagai Jenderal Rakyat. Krn rakyat merasa ada tempat tumpuan harapan karena LSM sudah negosiasi dengan PT namun belum juga ada hasil. LSM tersebut merasa terganggu dengan pernyataan Gub yang siap turun tangan.

Sorenya ketika kami mendarat di bandara Soekarno Hatta ratusan SMS masuk menanyakan apa benar Tim Mayjen Saurip Kadi disandera masyarakat di pedalaman Kalteng. Juga berbagai media menelepon. Warga Lampung malah mendapat sms dari aparat Polda Lampung. Bahkan detikcom memuat SMS dari Andi Arief. Inti berita: "Mayjen Saurip Kadi dan tim disandera rakyat Dayak karena akan menjadi calo tanah". Justru tuduhan itu memberi kesempatan untuk Mayjen Saurip Kadi membeberkan: "Terakhir jabatan saya adalah Asisten Teritorial KASAD, yang membawahi seluruh Pangdam se Indonesia. Kalau saya mau, tinggal tunjuk jari, dimanapun kalau sepuluh atau duapuluh ribu hektar juga dapat. Silahkan anda cek, kalau ada, silahkan dibagi2 saja oleh anda2", yang disambut dengan tepuk tangan ribuan rakyat.

Artinya memang ada rekayasa (job) namun karena gagal, untuk pertanggung-jawaban kepada Bohirnya maka segera disebar berita bohong tsb karena sudah telanjur terima dana operasi. Salah satu bukti rekayasa adalah adanya sejumlah Wartawan yang diberangkatkan ke pedalaman Kecamatan Hanau secara tiba-tiba padahal acara di ibukota Kalteng saja tidak ada Wartawan kecuali tukang foto Gubernuran. Republik Dagelan dan Republik Wani Piro. 

Untunglah Tim kami sudah paham cara-cara rekayasa semacam itu serta paham bagaimana mengendalikan keadaan dengan berbaur bersama rakyat dan membalikkan keadaan sehingga provokator mau tidak mau harus berdamai dengan rakyat yang ternyata pro dengan niat tulus kami.

Kuncinya satu saja yaitu Dialog dengan rakyat diawali dengan bersumpah kepada alam bahwa tidak ada sejengkal tanah pun kami memiliki atau berniat memiliki di bumi Seruyan ini. Cara Adat ampuh. Kejujuran bisa membuktikan kebenaran.

Jadi kami tegaskan bahwa dari berangkat sampai ke Jakarta tim kami TANPA dikawal, kecuali oleh Malaikat, apalagi seperti diberitakan sampai dievakuasi/ diselamatkan oleh Polisi dari kepungan, sebagaimana berita bohong yang beredar. Itu hanya wujud bahwa Pimpro kebakaran jenggot krn proyeknya gagal.

Kami pun segera mengirimkan SMS kepada Gubernur bahwa di lapangan rakyat sudah difragmentasikan sehingga Gubernur harus lebih serius dan turun ke rakyat dan juga perlu antisipasi serangan dari pihak2 yang terusik. kalau tidak maka janji Gubernur hanya akan gagal sebagaimana selama bertahun2 ini tidak ada solusi adil buat rakyat karena terlalu banyak rekayasa yang memperkeruh keadaan sehingga sudah pada kondisi publik distrust (ketidak-percayaan rakyat). Kalau keberadaan negara sudah menjadi penyebab ketidakpercayaan masyarakat, lalu untuk apa ada negara?

Laporan oleh: BK, ABH, BH, IP, BC.

Powered by Telkomsel BlackBerry®

------------------------------------

Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/Media_Nusantara/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/Media_Nusantara/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
Media_Nusantara-digest@yahoogroups.com
Media_Nusantara-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
Media_Nusantara-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar