Jumat, 16 Maret 2012

[Media_Nusantara] Kejujuran seorang Agus Condro

 

"Kejujuran seorang Agus Condro" , begtulah bunyi tulsan di Spanduk sepanjang jalan di kabupaten Jember, dalam rangkai serangkaian kegiatan Agus Condro di Universitas Jember, ada ungkapan yang sangat menyentuh yang disampaikan Agus Condro atau yang biasa di panggil "Bodong" dalam sebuah diskusi "Saya Ikhlas di Penjara, barangkali dengan dipenjara, akan bisa membersihkan dosa saya selama menjabat menjadi anggota DPR RI", dia juga ikhlas di jauhi teman2 sesama partainya, bahkan anak kesayangan Taufik kiemas ini sekarang juga sangat dibenci oleh Taufik kiemas, berikut perjalanan Agus Condro selama di Jember :

Agus Condro: Parpol di Indonesia Alami Disorientasi
 
JEMBER - Mantan politikus PDI Perjuangan (PDIP) Agus Condro mengatakan partai politik (parpol) di Indonesia saat ini sudah mengalami disorientasi.
 
"Parpol sebagai soko guru politik telah tercemar oleh keinginan berkuasa dan mencari materi alias mengalami disorientasi," tutur Agus dalam acara diskusi publik yang berjudul "Disorientasi Partai Politik dan Libido Kekuasaan" di Universitas Jember, Jawa Timur, Rabu.
 
Mantan terpidana kasus cek pelawat dalam pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia tahun 2004 itu menceritakan pengalamannya selama menjadi politikus dua periode di Senayan yang menemukan fakta bahwa uang berkuasa.
 
"Mereka yang benar-benar memiliki kemampuan memimpin malah kalah oleh mereka yang punya uang banyak. Ironisnya praktik seperti ini ternyata direstui oleh semua parpol," ucap mantan anggota DPR kelahiran Batang itu.
 
Dikatakan Agus, banyaknya rekrutmen calon anggota parlemen dan pejabat publik didasarkan pada kekuatan keuangan calon dan bukan keahliannya sehingga parpol telah gagal menjalankan fungsinya sebagai alat rekrutmen pejabat publik.
 
"Saya heran, ketika ada parpol yang mengatakan bahwa kasus korupsi yang dilakukan kadernya di DPR adalah masalah pribadi dan partai menolak ikut campur," katanya.
 
Padahal, lanjut dia, partai yang memilih calon anggota DPR itu sehingga partai yang seharusnya bertanggung jawab ketika ada kadernya melakukan tindak pidana korupsi.
 
Menurut anggota DPR dua periode itu, disorientasi parpol disebabkan parpol tidak punya dana mandiri yang jelas, padahal dalam AD/ART setiap parpol sudah jelas yang menyebutkan bahwa sumber keuangan parpol salah satunya adalah iuran anggota.
 
"Banyak parpol yang tidak menjalankan roda organisasinya dengan iuran anggota, namun mereka meminta sumbangan dari anggotanya yang sudah menjadi pejabat publik atau anggota parlemen," ungkapnya.
 
Hal tersebut, kata Agus, membuka pintu parpol menerima calon anggota dewan yang berduit, bukan calon yang memiki idealisme tinggi.
 
"Anggota parlemen butuh duit dan untuk menduduki jabatan publik juga butuh uang sehingga biaya politik cukup tinggi, serta gaya hidup politikus saat ini yang membutuhkan biaya tinggi makin memperparah kondisi disorientasi parpol," katanya menambahkan.
 
Ia berharap mahasiswa dan intelektual kampus yang masih memegang teguh idealisme dapat menjadi tumpuan perubahan politik di Indonesia karena kondisi parpol saat ini cukup parah dalam menjalankan fungsinya sebagai sarana pendidikan politik kepada masyarakat. (ant/gor)
 
http://www.investor.co.id/national/agus-condro-parpol-di-indonesia-alami-disorientasi/32013
 
Agus Condro: "Sponsor" Cek Pelawat Segera Terungkap
 
Jember - Agus Condro yang menjadi terpidana kasus cek pelawat dalam pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia mengaku optimistis bahwa penyandang dana atau "sponsor" dalam kasus korupsi cek pelawat segera terungkap.
 
"KPK sudah punya gambaran tentang siapa penyandang dana kasus cek pelawat, namun mereka masih mengumpukan bukti-bukti untuk mengungkap itu," kata Agus usai menjadi pembicara dalam diskusi publik yang berjudul "Disorientasi Partai Politik dan Libido Kekuasaan" di Universitas Jember, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Rabu.
 
Menurut dia, KPK sudah berjanji akan menyampaikan siapa aktor intelektual sebagai penyandang dana Miranda Swaray Goeltom dalam pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia pada 2004 lalu.
 
"Saat ini Nunun dan Miranda sudah ditetapkan sebagai tersangka. Ditunggu saja proses hukumnya, pasti aktor intelektual kasus suap cek pelawat akan terungkap karena KPK sudah berjanji untuk segera mengungkap," paparnya.
 
Mantan anggota DPR dari PDIP itu meyakini uang sebesar Rp 24 miliar dalam bentuk cek pelawat yang kemudian diberikan kepada anggota DPR periode 1999-2004 tidak berasal dari Miranda maupun Nunun.
 
"Saya tidak tahu siapa penyandang dana cek pelawat. Jangan dipaksa saya untuk tahu," tuturnya sambil tertawa.
 
Agus Chondro merupakan "peniup peluit" kasus suap cek pelawat ini karena dia yang pertama kali melaporkan kasus tersebut ke KPK dan kemudian menjerat 26 koleganya di Senayan.
 
Agus dan rekan-rekannya telah dipidana bersalah oleh Pengadilan Tindak Pidana Korupsi dan divonis 15 bulan penjara karena terbukti menerima cek pelawat.
 
Mantan politisi PDIP itu dinyatakan bebas bersyarat pada 25 Oktober 2011, setelah menjalani dua pertiga masa tahanannya ditambah remisi 1,5 bulan.(*)
 
http://www.antarajatim.com/lihat/berita/84259/agus-condro-sponsor-cek-pelawat-segera-terungkap
 
Agus Condro Harap Anas Tak Terlibat Kasus Korupsi
 
JEMBER - Mantan anggota DPR dan politikus senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Agus Condro menganggap pernyataan Anas Urbaningrum yang mengatakan akan gantung diri di Monas beberapa waktu lalu hanyalah efek dari banyaknya tekanan dari berbagai pihak kepadanya.
 
Menurut whistleblower kasus suap Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) ini, pernyataan yang dilontarkan oleh Ketua Umum Partai Demokrat tersebut hanyalah pernyataan politik.
 
"Itu mungkin Anas merasa terpojok, jadi dia ngomong gitu. Itu kan statement politik, bukan statement hukum," ujarnya kepada okezone usai mengisi seminar di Universitas Negeri Jember, Rabu (14/03/2012).
 
Secara mengejutkan, Agus Condro berharap agar Anas tidak terseret dalam kasus korupsi wisma atlet dan Hambalang. Menurutnya, Anas adalah salah satu tokoh muda yang potensial untuk memimpin negara ini.
 
"Mudah-mudahan Anas tidak terseret, karena kita butuh tokoh muda untuk memimpin bangsa. Saya berharap Anas selamat. Karena ini kader muda. Orangnya santun dan punya popularitas," imbuhnya.
 
Lebih lanjut Agus menjelaskan bahwa jika sampai Anas terseret dalam kasus korupsi, maka tokoh-tokoh muda yang lain akan terkena dampaknya, sehingga publik menjadi pesimis dengan para tokoh muda dan akan kembali menerima tokoh-tokoh tua.
 
"Kalau Anas sampai terbukti korupsi, kelewat kader muda yang lain. Orang akhirnya pesimistis. Akhirnya yang muncul tokoh-tokoh tua lagi. Anas jadi pertaruhan, kalau Anas sampai terjerat ya kader muda yang lain rugi," tandasnya.
 
http://news.okezone.com/read/2012/03/14/339/593073/agus-condro-harap-anas-tak-terlibat-kasus-korupsi
 
Agus Condro : Partai Diminta Tak Lindungi Koruptor
 
JEMBER - Banyaknya anggota DPR yang terlibat kasus korupsi, ternyata bukan hanya disebabkan oleh mahalnya ongkos politik untuk duduk di Senayan. Peluang korupsi tersebut bisa muncul atas dasar pelaksanaan para legislator dalam melaksanakan fungsinya.
 
"Ketika melaksanakan fungsi budget itu kan berkaitan dengan anggaran, ya nyalo-nyalo lah. Ketika fungsi membuat UU, ada niat memasukkan pasal yang menguntungkan pemodal. Bisa saja ngasih duit," ujar Agus Condro kepada wartawan di Universitas Negeri Jember, Rabu (14/03/2012).
 
Pada kesempatan tersebut, mantan anggota DPR dari fraksi PDIP ini juga membenarkan jika dalam praktek korupsi tersebut, ada keterlibatan dari partai. "Ya ada lah. Parpol kan butuh duit juga. Bisa saja membiarkan atau menugaskan kadernya untuk cari dana," tambahnya.
 
Selain itu, tidak sedikit partai politik yang berusa melindungi kadernya ketika terlibat di kasus korupsi. Menurut Agus, hal ini dikarenakan untuk menjaga agar kader tersebut tidak menyeret nama-nama lain dalam partai. "Itu menurut saya partai membentengi supaya yang terjerat korupsi enggak ngomong banyak. Kalau ngomong banyak teman-teman yang lain akan terseret juga," tegasnya.
 
Lebih lanjut Agus mengimbau agar partai politik harus tegas dalam menyikapi kader-kader partainya yang terlibat dalam korupsi.
 
"Kalau ada kader partai korupsi, yang bertanggungjawab itu ya parpol yang bersangkutan. Karena yang mengusung mereka parpol. Tapi partai ngomong kalau itu urusan pribadi. Partai harus bertanggungjawab, bentuknya ya kasih warning, begitu jadi tersangka langsung diberi sanksi," pungkasnya.
 
http://news.okezone.com/read/2012/03/14/339/593151/partai-diminta-tak-lindungi-koruptor



__._,_.___
Recent Activity:
.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar