Rabu, 12 Juni 2013

[Media_Nusantara] Kongres Nasional Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) XVIII di Blitar ricuh

 

Kongres Nasional Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) XVIII di Blitar ricuh
Diduga Disisipi Preman, Kongres GMNI Kacau
TEMPO.CO, Blitar-Kongres Nasional Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia XVIII di Blitar berlangsung ricuh. Sejumlah delegasi melakukan walk out setelah mensinyalir adanya preman dalam forum tersebut untuk memenangkan pemilihan Ketua Presidium periode 2013 - 2015.

Kongres yang mempertanggungjawabkan kepengurusan Presidium GMNI periode 2011-2013 di bawah kepemimpinan Twedy Noviadi di Istana Gebang Jalan Sultan Agung Kota Blitar ini berlangsung panas sejak dibuka tanggal 1 Juni lalu. Masing-masing delegasi Cabang memiliki kepentingan berbeda untuk disuarakan dalam forum tertinggi organisasi tersebut. "Sayang dinamikanya sangat pragmatis," kata Rangga Bisma Aditya, Ketua GMNI Propinsi Jawa Timur kepada Tempo, Rabu 5 Juni 2013.

Menurut Rangga, Kongres yang seharusnya membahas isu-isu besar nasional seperti kenaikan harga BBM dan kepemimpinan nasional justru tidak menyentuh sama sekali. Seluruh peserta Kongres dipaksa mengikuti alur politik kepengurusan lama dan panitia lokal untuk memenangkan kembali Tweedy Noviadi sebagai Presidum selanjutnya. "Ini sebuah agenda politik yang sangat praktis dan tidak mencerminkan perjuangan ideologi Marhaenisme," kata Rangga.

Lebih parah lagi, kongres yang diikuti sekitar 500 peserta dari berbagai pelosok Tanah Air ini, menurut Rangga diwarnai dengan intrik politik kotor. Hal ini ditengarai dengan masuknya beberapa orang yang tidak jelas sebagai peserta Kongres untuk mengacaukan situasi. "Mereka adalah preman yang dibayar untuk kepentingan status quo," kata Rangga.

Keberadaan peserta kongres selundupan ini cukup meresahkan peserta lain yang benar-benar anggota GMNI. Selain adu mulut, mereka juga terlibat bentrok fisik dengan delegasi resmi hingga menimbulkan kekacauan.

Rangga menduga situasi ini memang sengaja diciptakan pengurus Presidium lama yang dikooptasi sejumlah alumni. Para veteran mahasiswa ini membaur di dalam Kongres untuk mengamankan posisi-posisi penting di Presidium. Sikap inilah yang membuat Kongres GMNI selalu kacau dan tidak independen.

Melihat dinamika kongres yang tak lagi steril, peserta dari Propinsi Jawa Timur memutuskan walk out dari arena kongres. Bersama sejumlah delegasi lain seperti Banjarmasin, mereka berencana melakukan upaya penyelamatan organisasi melalui konsolidasi nasional di Surabaya. "Kami masih menggalang dukungan kawan lain yang komit," kata Rangga.

Panitia lokal Jimmy Yanuar tak bisa dikonfirmasi. Beberapa kali panggilan telepon ke ponselnya tak kunjung diterima. Dia diduga turut dalam aksi pengerahan peserta selundupan untuk mengacaukan Kongres. Rencananya kongres akan berakhir besok 6 Juni 2013.

baca juga :
Deklarasi Pendirian Organisasi Gerakan Mahasiswa Merdeka (GMM) ==> http://jaringanantikorupsi.blogspot.com/2013/05/medianusantara-deklarasi-pendirian.html

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar