Jurnal Korupsi
Ada Apa Dibalik Peristiwa Arek Bonek Persebaya Demo Kantor Kemenpora?
Ribuan Arek Bonek 1927 yang merupakan wadah pendukung Persebaya Surabaya siap menyerbu kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) di Jakarta pada Selasa tanggal 2 Agustus 2016. Bonek akan menuntut kepada Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi untuk mengakui keberadaan Persebaya atau yang sebelumnya sempat memakai nama Persebaya 1927.
"Total ada 3 ribu Bonek dari seluruh penjuru akan datang ke Jakarta," tandas Andi Peci selaku salah satu pengurus Arek Bonek 1927 beberapa waktu lalu.
"Kami akan melakukan aksi didepan kantor Kemenpora untuk minta Menpora merekomendasikan hak hak persebaya yang ada", lanjutnya
"Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI menjadi puncak perjuangan. Kami juga ingin meminta kepada PT MMIB (pengelola Bhayangkara Surabaya United) keluar dari kongres, karena mereka bukanlah anggota PSSI," tegas Andi Peci.
Sebagaimana diketahui, setelah La Nyalla Mattalitti memegang kekuasaan di PSSI, dia mendirikan klub baru yang juga dinamakan persebaya dibawah naungan PT MMIB. Dalam perjalanannya klub ini dirubah lagi namanya menjadi Bhayangkara Surabaya United.
Dimana direktur PT MMIB adalah Diar Kusuma Putra, wakil La Nyalla di dalam kepengurusan KADIN (Kamar Dagang & Industri) Jawa Timur (Jatim).
Dan dalam penyidikan & sidang tindak pidana korupsi (tipikor) kasus korupsi KADIN Jatim yang saat ini menjerat La Nyalla, diketahui bahwa dana hibah dari APBD (Anggaran Penerimaan & Belanja Daerah) propinsi Jatim sejumlah puluhan milyar rupiah itu, diketahui ada dana yang dikorupsi ternyata mengalir ke rekening PT MMIB.
Dalam kasus korupsi tersebut, Diar Kusuma Putra direktur PT MMIB pengelola persebaya versi La Nyalla itu, telah mendapat vonis dari pengadilan tipikor, sedangkan La Nyalla sendiri akan disidangkan di pengadilan tipikor Jakarta untuk mempertanggungjawabkan perbuatan korupsinya.
Klub persebaya baru milik La Nyalla ini langsung berkiprah di divisi utama PSSI, sedangkan klub persebaya yang asli dibawah naungan PT Persebaya Indonesia langsung digusur, dan boleh bergabung dengan PSSI asalkan mau bergabung & berlaga dari divisi yang paling bawah yakni pertandingan antar kampung (tarkam)
Dalam perjalanannya, melalui sidang di pengadilan, Persebaya 1927 di bawah naungan PT Persebaya Indonesia memenangkan gugatan yang diajukan oleh PT Mitra Muda Inti Berlian (MMIB) yang menaungi Bhayangkara Surabaya United terkait nama dan logo Persebaya Surabaya.
Dengan demikian, Persebaya 1927 tetap berhak memakai nama dan logo Persebaya Surabaya meskipun hingga saat ini keberadaan mereka masih belum diakui oleh PSSI pimpinan La Nyalla Mattalitti.
"Boleh saja kami tidak diakui PSSI, tapi kami tidak pernah dikeluarkan dari anggota PSSI. Untuk itu, kami akan menagih hak kami kembali," tandas Ram Surahman, salah seorang pengurus Persebaya 1927.
Sejarah kelam sepakbola nasional saat PSSI dikuasai oleh La Nyalla dan gerombolannya ialah, bahwa selain persebaya, juga ada beberapa klub sepakbola yang mengalami nasib serupa. Dimana beberapa klub lama yang legendaris & banyak menyumbang pemain berbakat untuk pembentukan tim nasional dihilangkan. Dan dibentuklah klub2 baru yang langsung ditempatkan dalam divisi utama PSSI.
Misalnya klub sepakbola legendaris kebanggaan warga Malang, yakni Arema Indonesia, klub ini dimatikan atau dihilangkan. Sebagai gantinya, La Nyalla Mattalitti dkk lalu membuat klub baru dengan nama Arema Cronus. Demikian juga nasib klub Persema, Persewangi, Persibo, Lampung FC dan masih banyak lagi klub klub yang menjadi korban.
Akibatnya pembinaan bibit pemain sepakbola sejak usia muda hancur dan terpuruklah persebakbolaan Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar