Senin, 14 Desember 2015

[jurnal_hukum] Negara Kesatuan Republik Indonesia Kalah Dengan Premanisme La Nyalla Mattalitti ?

 

Negara Kesatuan Republik Indonesia Kalah Dengan Premanisme La Nyalla Mattalitti ?

Restorasi Hukum
Bonek Minta Pelaku Korupsi Kadin Jatim Dihukum Berat, Hakim-Jaksa Jangan Mau Disuap & Jangan Takut Dipukuli La Nyalla Mattalitti

Terkait sidang kasus korupsi dana hibah Kadin (Kamar Dagang & Industri) Jawa Timur (Jatim), PBK - Perkumpulan Bonek Karangmenjangan. Penggemar Klub Persebaya yang asli, berharap agar para terdakwa yakni Diar Kusuma Putra dan Nelson Sembiring, mendapat hukuman yang setimpal dan hartanya disita untuk negara.

Menurut Sugeng - ketua PBK, akan aneh jika kasus korupsi dana hibah sebesar Rp. 50an milyar dengan kerugian negara berdasar hasil audit BPKP adalah Rp. 26 milyar itu, hanya mendapat hukuman ringan dan hartanya tidak disita untuk negara.

"Karena dalam waktu yang hampir sama, ada beberapa kasus korupsi yang disidangkan ditempat yang sama, yakni di pengadilan tipikor Surabaya, dengan nilai hanya dibawah 5 milyar saja dan kerugian negara hanya berkisar 100 juta sampai 2 milyar, para jaksa menuntut dengan tuntutan penjara  sangat tinggi, yakni 5 tahun keatas dan 10 tahun keatas. Dan harta para pelaku disita untuk negara", kata Sugeng.

"Akan sangat aneh jika dalam kasus korupsi Kadin Jatim yang nilai kerugian negaranya jauh lebih besar ini lalu para jaksa & hakim hanya menuntut & menghukum ringan dan tidak menyita harta mereka untuk negara", tambahnya.

Pria muda berperawakan sedang ini menyampaikan, apalagi dalam kasus ini terungkap di pengadilan, bahwa korupsi ini dilakukan dengan sangat terencana, rapi, terstruktur & terorganisir, sehingga banyak kegiatan fiktif yang diback-up oleh dokumen2 palsu, kwitansi & stempel palsu dll. Sehingga dana hibah ibaratnya langsung dirampok dan dipakai oleh para pelaku untuk memperkaya diri sendiri & orang lain secara berjamaah

"Jika para terdakwa hanya dituntut & dihukum ringan, ini akan memperkuat dugaan adanya kong kali kong sebagaimana yang sudah beredar luas di masyarakat melalui berbagai media, maka perlu kiranya Komisi Kejaksaan & Komisi Yudisial memeriksa para hakim dan jaksa yang menangani kasus ini" ujarnya.

Sugeng menjelaskan, karena dari proses persidangan terbongkar adanya fakta2 baru, diharapkan kejaksaan bisa meneruskan penyidikan kasus ini menuju penyidikan jilid selanjutnya, karena dalam persidangan jelas terungkap bahwa ada pihak dan orang lain yang juga berperan sangat besar, sehingga korupsi ini bisa terjadi secara berjamaah, dan hasilnya dinikmati secara berjamaah pula.

"Sangat aneh, jika orang yang menikmati hasil korupsi yang dilakukannya bersama para terdakwa ini, tidak tersentuh oleh aparat hukum. Apa jaksa dan hakim selain ada dugaan kong kali kong, juga takut dipukuli oleh preman-premannya La Nyalla Mattalitti?" pungkasnya.

==========================
Waktoe.Com
Pemuda Pancasila Ancam Bakar Kantor Jawa Pos, Karena Beritanya Dianggap Rugikan PSSI & LaNyalla

Massa Pemuda Pancasila (PP) Surabaya mendatangi kantor Jawa Pos. Kedatangan masa berbaju orange doreng  ke Kantor Jawa Pos ini dipicu salah satu pemberitaan Jawa Pos yang dianggap merugikan PSSI.

Menurut informasi yang diterima, Jawa Pos yang berkantor Graha Pena di Jalan Ahmad Yani Surabaya memberitakan bahwa kemenangan gugatan PSSI adalah karena kedekatan ketua PSSI, La Nyalla Mattalitti dengan Ketua Mahkamah Agung (MA).

Pemberitaan tersebut dianggap merugikan La Nyalla Mattalitti, dimana berita tersebut mengesankan bahwa kemenangan PSSI bukan karena keputusan hukum tapi berkat kedekatan La Nyalla yang juga merupakan ketua Kadin (Kamar Dagang & Industri) Jatim dengan ketua MA.

"Berita yang menyebutkan bahwa kemenangan gugatan PSSI karena kedekatan La Nyalla Mattalitti dengan MA sangat merugikan PSSI," ujar kader PP berperawakan tinggi besar ini.

Dia menjelaskan, berita yang sudah tersiar ke masyarakat bisa mempengaruhi masyarakat. "Kami minta Jawa Pos meminta maaf. Jika besok tidak meminta maaf kami akan mendatangkan masa lebih besar," tegasnya.

Dalam tuntutannya, massa PP Surabaya yang dipimpin Haries Purwoko meminta Jawa Pos meminta maaf ke PSSI selama seminggu berturut-turut. "Kalau tidak maaf Kami akan membakar kantor Jawa Pos," tegasnya.

Sebagaimana diketahui, La Nyalla Mattalitti adalah keponakan Hatta Ali, ketua MA. Hal ini sempat dipertanyakan oleh masyarakat, apakah dengan adanya hubungan kekeluargaan yang sangat dekat itu bisa mempengaruhi kasus-kasus hukum yang sedang menimpa La Nyalla Mattalitti.

__._,_.___

Posted by: Hery Dono <herydono@yahoo.com>
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar