Minggu, 20 September 2015

[Media_Nusantara] Dunia lain

 

Dunia lain

by Erizeli Bandaro

Minggu lalu sahabat saya melakukan negosiasi pengambil alihan saham Venture Capital yang menguasai saham sebuah kawasan industri yang luasnya lebih dari 10.000 hektar. Transaksi ini melibatkan dana lebih dari $ 10 miliar. Team yang terlibat mendukung dibalik akuisisi ini adalah World class Banking. Rapat negosiasi hanya berlangsung 6 jam, selesai. Skemanya semua dilakukan dibawah hukum trustee atau offshore.

Saya tanya sama teman itu bagaimana begitu mudahnya menarik dana dalam jumlah gigantik sementara likuiditas perbankan lagi kering dan ekonomi dunia lagi lesu ? Menurut teman itu bahwa yang krisis adalah Pemerintah dan business convensional.

Sementara bagi sophisticated investor tetap berjaya dengan target memanfaatkan momentum krisis menguasai busines yang punya jangkauan Scale of Economic, dimana saja dan kapan saja.

Jadi salagi kita bisa menciptakan bisnis model yang berspektrum jangka panjang dengan dasar tekhnology , captive communiity, high yield maka dana offshore yang tidur akan bangun seketika menjadi bagiaan business partners, demikian simpulnya.

Benarkah ? Mari liat analisa dari data riset dibawah ini ..

***
Hasil laporan dari Tax international menyatakan bahwa setidaknya $ 21 triliun ( bandingkan GNP kita yanf hanya $500 miliar ) atau lebih dari 50 persen GNP Amerika tersedot ke negara bebas pajak yang dilindungi kerahasiaan ketat. Menurut UK campaign group Tax Justice Network. Yang ditulis oleh James Henry, mantan chief economist at international consultancy McKinsey & Co. Dana tersebut ditempatkan di grand cayman, BVI, Samoa, Swiss dll yang merupakan negara bebas pajak (!offshore) Dana tersebut tidak akan bisa terbang begitu saja tanpa bantuan perbankan kelas dunia. Menurut laporannya jumlah dana yang ditempatkan di offshore lebih dari $ 21 Triliun. Jumlahnya bisa saja mencapai $ 32 Triliun.

Menurut penelitian, 50 top world class bank berhasil menempatkan dana lebih dari $ 12,3 Triliun pada tahun 2010 di wilayah offshore dan terus meningkat sampai dengan tehun 2013. Lembaga keuangan yang terlibat dibalik operasi ini adalah Goldman Sachs dan JPMorganChase, UBS dan Credit Suisse , Citibank, barclay menguasai sekitar setengah dari total dana offshore. Anehnya tujuh dari top 10 lembaga keuangan tersebut menerima dana talangan besar di tengah krisis mortgage AS. Mereka terlibat dalam kegagalan transaksi hipotek, libor tarif skandal

Laporan - berdasarkan informasi dari Bank of International Settlements, Dana Moneter Internasional, Bank Dunia, dan pemerintah nasional - datang di tengah meningkatnya kekhawatiran internasional dan kemarahan tentang menumpuknya dana tidur dari pemilik antah berantah di wilayah offshore tersebut. Hal ini menyedihkan karena banyak negara yang berjuang melakukan program penghematan keras untuk mengurangi beban utang mereka. Sementara segelintir orang menguasai lebih separuh uang beredar. Yang juga menyedihkan bahwa dana ini pemiliknya bukan hanya berasal dari negara maju tapi juga negara ketiga. Seperti laporan Senat Amerika Serikat tahun 2010 mengatakan bahwa HSBC juga membantu klien memindahkan dana gelap dari Meksiko, Iran, Arab Saudi dan Suriah, Indoensia ke wilayah offshore sementara negara tersebut diancam defisit neraca pembayaran dan kurs yang melemah dengan memenggal cadangan devisa dan income rakyat.

***
Inilah kehidupan. Inilah realita. Adilkah ? Lets smart and change Your mindset and financial resources will follow you..


__._,_.___

Posted by: Lukman Wiyono <wiyonolukman@yahoo.com>
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar