Sandiaga Uno Melangkahi Makam Ulama: Ritual atau Dobrak Tradisi Kolot ???
Media massa dan media sosial (medsos) tengah viral video yang menyiarkan Sandiaga Uno sedang melangkahi makam ulama pendiri Pondok Pesantren Denanyar, KH Bisri Syamsuri, yang merupakan salah satu pendiri NU (Nahdlatul Ulama) yang juga merupakan kakek dari Gus Dur (Abdurrahman Wahid) dari garis ibu.
Sebenarnya tidak ada yang salah dengan apa yang dilakukan oleh Sandiaga uno itu, karena:
Pertama: Bisa jadi itu adalah petunjuk dari para orang sakti/pintar yang menjadi penasehat Sandiaga Uno, Agar sandi dengan sengaja melangkahi makam KH Bisri Syamsuri sebagai salah satu syarat upacara ritual agar bisa menang dalam pemilihan presiden tahun 2019.
Sebagaimana diketahui, Sandiaga Uno merupakan calon Wakil Presiden yang berpasangan dengan Prabowo Subianto sebagai calon Presiden, pada tahun 2019.
Dengan ritual melangkahi makam dari KH Bisri yang merupakan sesepuhnya para ulama, maka diharapkan bisa berakibat membuat pudar kharisma dari ulama atau kyai yang tidak mendukung pasangan calon presiden - calon wakil presiden, Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.
Sehingga ulama atau kyai yang tidak mendukung Sandiaga Uno bisa bisa terkena tulah/bala yang bisa mengakibatkan ulama dan kyai itu tidak akan dihormati atau tidak diturut lagi oleh para santri dan masyarakat.
Karena bisa jadi menurut para orang pintar/ sakti yang menjadi pilar kekuatan pasangan Prabowo - Sandiaga, dengan dilangkahinya makam dari sesepuhnya ulama itu merupakan simbol, bahwa ulama atau kyai serta para santri yang mempunyai hubungan (keluarga, guru-murid, kyai-santri, dll) dengan KH Bisri Syamsuri, seharusnya tunduk, patuh dan mendukung Sandiaga Uno, jika mereka tidak ingin kena tulah/bala.
Karena Sandiaga telah berhasil melaksanakan ritual melangkahi makam dari sesepuhnya para ulama, para kyai dan para santri. Keberhasilan upacara ritual itu bisa dilihat bahwa setelah melangkahi makam sesepuhnya para ulama, kyai dan santri, Sandiaga Uno tidak mengalami kejadian apapun dan tetap sehat, bahkan makin terlihat berwibawa.
Maka bisa dilihat bagaimana dalam video tersebut, Sandiaga Uno dengan percaya diri dan tanpa ragu melangkahi bagian kepala dari makam KH Bisri, sedangkan orang lain satupun tidak ada yang berani melakukan hal itu.
Kedua:
Dengan melangkahi kuburan, bisa jadi Sandiaga Uno menunjukkan sebagai sosok manusia yang berani secara terang2an memberi pelajaran serta nasehat kepada masyarakat agar tidak lagi melakukan kegiatan2 yang cenderung bid'ah, syirik, musyrik dll, seperti misalnya pergi berdoa ke kuburan, tahlilan, syukuran, sedekah laut, sedekah bumi, kesenian dan kebudayaan tradisional yang menonjolkan unsur seronok dll
Karena mungkin selain dianggap syirik dan musyrik, kegiatan2 seperti itu sebenarnya merupakan cerminan perilaku masyarakat yang terbelakang dan primitif. Sehingga membuat masyarakat indonesia tidak bisa menjadi masyarakat modern.
Terbukti setelah melangkahi kuburan yang bisa jadi dikeramatkan oleh masyarakat penyembah kuburan, tidak ada akibat buruk yang menimpa Sandiaga Uno. Bahkan banyak masyarakat yang mendukung keberanian Sandiaga untuk mendobrak cara berpikir sebagian kecil masyarakat yang masih kolot.
Hal itu sebelumnya juga dilakukan oleh Sandiaga Uno, saat diajak warga Surabaya untuk berziarah ke makam penyanyi legendaris Gombloh, dimana saat itu, Sandiaga Uno dengan percaya diri melakukan demonstrasi permainan diatas nisan2 dengan cara berjalan seolah akrobat atau berjalan dengan pola keseimbangan diatas makam2 yang ada di lokasi makam penyanyi Gombloh.
Dengan itu bisa jafi Sandiaga Uno mengajarkan pada masyarakat, agar tidak perlu takut pada makam, entah makam biasa atau makam yang dikeramatkan oleh sebagian kecil masyarakat yang mungkin masih terpengaruh budaya kolot.
Dan terbukti meskipun bermain2 diatas makam makam, tidak ada kejadian apapun yang menimpa dan Sandiaga Uno masih tetap sehat dan tetap bersemangat.
Jadi: sah-sah saja jika Sandiaga Uno melakukan upaya ritual untuk memenangkan pemilihan presiden tahun 2019, sekaligus memberi pelajaran atau nasehat pada masyarakat untuk berpikir maju agar bisa menjadi masyarakat modern dan tidak menjadi masyarakat terbelakang karena masih terpengaruh budaya2 kolot.